REPUBLIKA.CO.ID, ALABAMA -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menyerukan gencatan senjata enam pekan dalam perang Israel di Gaza. Perundingan gencatan senjata itu dilaporkan sedang berlangsung di Kairo, Mesir.
"Apa yang kita lihat di Gaza setiap hari adalah tragedi, harus segera ada gencatan senjata" kata Harris dalam pidatonya di Selma, Alabama, seperti dikutip Aljazirah, Ahad (3/3/2024). Ia menambahkan gencatan senjata harus berlangsung selama enam pekan. Berbeda dari seruan lembaga kemanusiaan dan sejumlah pemimpin pemerintah dunia lain termasuk sekutu terdekat AS, Inggris, yang menyerukan gencatan senjata permanen.
"Kita melihat orang-orang yang sangat kelaparan mendekati truk bantuan, hanya mencoba untuk mengamankan makanan untuk keluarga mereka, setelah beberapa pekan tidak ada bantuan yang tiba di utara Gaza," katanya merujuk insiden di Kota Gaza, Kamis (29/2/2024) lalu ketika tentara Israel membunuh lebih dari 100 kelaparan di Kota Gaza.
Harris tidak menyinggung fakta yang banyak diterima pejabat PBB dan lembaga kemanusiaan, bahwa Israel dengan sistematis menghalangi bantuan dan pengiriman pasokan makanan yang dapat menyelamatkan ke Gaza. "Dan mereka bertemu dengan tembakan dan kekacauan," tambah Harris tanpa menyebut Israel sebagai pelaku pembantaian.
Meski ia mengkritik Israel, Harris juga sangat vokal mendukung negara itu. "Komitmen Presiden Joe Biden dan saya pada keamanan Israel tidak tergoyahkan," kata Harris seraya menambahkan Hamas harus dihancurkan.
Sementara itu Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan ia mendesak Israel untuk "membiarkan perbatasan dibuka, memfasilitasi penambahan penyeberangan untuk memenuhi skala kemanusiaan dan mendukung pengiriman pasokan bantuan dengan aman dan cepat."
"Hampir tidak cukup bantuan kemanusiaan tiba di tangan rakyat Palestina yang sangat membutuhkannya," kata Thomas-Greenfield di media sosial X. Namun ia kerap memveto seruan gencatan senjata di Gaza di Dewan Keamanan PBB. Bulan lalu AS melakukan veto ketiga rancangan resolusi seruan gencatan senjata yang diusulkan Aljazair.