REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah berupaya menjaga stabilitas, termasuk dengan tidak melakukan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Erick menyampaikan PT Pertamina (Persero) pun berperan penting dalam menjaga stabilitas dengan tidak melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi pada Maret ini.
"Masalah situasi dari dunia hari ini kan sedang tidak menentu, tentu kita harus prihatin dengan kondisi rakyat," ujar Erick usai penandatangan kerja sama Kementerian BUMN dengan BPKP di Kantor BPKP, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Erick menyampaikan berdasarkan laporan dari Perum Bulog, harga beras di pasar-pasar sudah sudah mulai stabil dan menurun. Erick pun mendorong Pertamina untuk menjaga stabilitas harga BBM bagi masyarakat.
"Bersamaan (isu pangan) juga, sekarang harga dari BBM ini tidak naik-turun. Kita coba jaga supaya jangan masyakarat yang terbawah terkena dampak, ini yang kita lagi coba seimbangkan," ucap Erick.
Erick menyebut upaya ini juga untuk menjaga inflasi dan tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kendati begitu, Erick belum bisa memerinci soal dampak keuangan Pertamina akibat menahan harga jual untuk BBM nonsubsidi.
"Sementara belum ada keputusan mengenai BBM itu. Jadi BBM kita jaga hari ini untuk memastikan ekonomi rakyat tetap tumbuh, ekonomi Indonesia tetap tumbuh, beban di rakyat hari ini kita harus jaga. Jadi kebijakannya seperti itu," sambung Erick.
Erick menyampaikan, Kementerian BUMN akan terus bersinergi dengan kementerian lain terkait langkah Pertamina dalam menahan harga jual BBM nonsubsidi. Sebagai motor penggerak perekonomian, Erick menyampaikan BUMN bukan sekadar korporasi, melainkan juga memiliki tanggung jawab dalam melayani kebutuhan negeri.
"Pasti ada penyesuaian, tapi selama kita bekerja sama seluruh kementerian untuk berpihak dengan kebijakan ke rakyat, tentu kita tidak boleh bilang untung dan tidak untung. Hari ini kita harus jaga kestabilan ekonomi Indonesia. Jepang, Inggris sudah mulai krisis, penurunan ekonomi di Cuna, AS gantian mau pemilu pada November. Nah tentu dinamika masing-masing negara juga harus kita antisipasi," kata Erick.