REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta kepada masyarakat untuk tenang dan tidak panic buying menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) puasa Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriyah, karena stok komoditas pangan pokok dijamin aman.
“Kementerian Perdagangan berharap masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kebutuhan beras masyarakat untuk dikonsumsi,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim dalam acara bertajuk “Persiapan Ramadan, Kondisi Harga Bahan Pokok”, di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Ia mengatakan masyarakat melakukan panic buying bukan karena ketiadaan beras, melainkan ingin mendapatkan harga yang lebih murah. Fenomena ini, kata dia, justru dapat mengakibatkan harga menjadi lebih buruk.
“Panic buying bisa mempengaruhi harga menjadi lebih buruk lagi,” kata Karim.
Oleh karena itu, Karim berharap agar masyarakat berbelanja dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhannya. Apabila merasa takut dengan harga beras yang meningkat, pemerintah sudah menyiapkan alternatif beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog.
“Bahkan juga sekarang, yang tahun lalu (SPHP) tidak ada di retail modern, ini juga tersedia,” kata Karim.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani juga meminta kepada masyarakat untuk tidak belanja berlebihan yang dapat menimbulkan food waste atau sampah makanan.
“Jangan sampai menimbulkan food waste karena terlalu kalap belanjanya,” kata Rachmi.
Kemudian, ia juga mengatakan bantuan pangan untuk beras masih akan terus diserahkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) hingga Juni.
“Sebentar lagi juga akan rilis bantuan keluarga yang berisiko stunting, itu berupa ayam 1 kg dan telur 10 butir. Ini akan diberikan untuk 1,4 juta keluarga risiko stunting,” kata Rachmi.
Bapanas berharap agar dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangannya. “Dan sekali lagi, jangan khawatir. Kami dari pemerintah, dan cadangan pangan pemerintah ini siap untuk memberikan peningkatan ketersediaan untuk bahan pangan,” kata Rachmi.
Sebelumnya, Kemendag telah menerbitkan izin impor beras 1,6 juta ton untuk melengkapi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, persetujuan impor tersebut menambah jumlah impor beras 2 juta ton yang sebelumnya telah ditetapkan pemerintah.