Selasa 05 Mar 2024 05:19 WIB

Israel Gelar Penyerbuan Terbesar ke Ramallah dalam Beberapa Tahun Terakhir

Palestina menyatakan kehadiran Israel di Tepi Barat seperti di neraka.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Warga Palestina berjalan melewati rumah yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat.
Foto: AP/Nasser Nasser
Warga Palestina berjalan melewati rumah yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Sumber Palestina mengatakan pasukan Israel menyerbu ibukota administratif Palestina di Ramallah, daerah pendudukan Tepi Barat. Seorang remaja berusia 16 tahun tewas dalam operasi terbesar ke kota itu dalam beberapa tahun terakhir.

Militer Israel mengatakan terjadi kerusuhan antara warga Palestina yang melempar baru dan bom molotov dengan tentara yang menembakan peluru tajam. Saksi mata di Ramallah mengatakan pasukan Israel membawa lusinan kendaraan militer ke pusat pemerintah Otoritas Palestina yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel menembak dan membunuh Mustafa Abu Shalbak yang berusia 16 tahun di kamp pengungsian Am'ari. Kantor berita Palestina Wafa melaporkan konfrontasi pecah saat pasukan Israel menyerbu kamp pengungsian tersebut.

"Di mana peluru tajam ditembakan ke remaja-remaja Palestina (melukai Abu Shalbak di leher dan dada)," kata Wafa dalam laporannya, Senin (4/3/2024).

Militer Israel mengatakan pasukan keamanannya menggelar operasi kontra-terorisme selama enam jam di kamp pengungsian tersebut. Mereka mencari dua buronan, menginterogasi dan menyitara "bahan-bahan menghasut yang disebarkan Hamas."

"Selama operasi, berkembang kerusuhan dengan kekerasan, di mana tersangka melempar batu dan bom molotov ke pasukan keamanan Israel yang meresponnya dengan peluru tajam, tembakan teridentifikasi," kata militer Israel.

Seorang petugas keamanan perbatasan Israel mengalami luka ringan dalam kerusuhan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan pihak berwenang Israel membuat kehidupan rakyat Palestina di Tepi Barat menjadi "neraka tak tertahankan" dengan tindakan-tindakan seperti penyerbuan, penahanan, dan pembatasan pergerakan. Kementerian memperingatkan "resiko resiko" hal ini memicu "kekerasan dan anarki" di Tepi Barat.

Kekerasan melonjak di seluruh Tepi Barat selama perang Israel di Gaza. Sudah 400 orang Palestina tewas dalam bentrokan dengan tentara dan pemukim Israel. Israel juga rutin menyerbu daerah Palestina yang diduduki pada 1967 itu.

Saksi mata mengatakan pasukan Israel juga menghancurkan jalan utama menuju kamp pengungsian Nur Shams di daerah Tulkarm di Tepi Barat.

"Setiap kali mereka masuk kamp mereka menghancurkan lebih banyak dari sebelumnya," kata salah satu warga kamp yang juga merupakan ketua lembaga advokasi warga Palestina yang ditahan di penjara Israel, The Palestinian Prisoners Club, Ibrahim Hamarsheh.

Ia mengatakan pasukan Israel juga menghancurkan jalan-jalan kamp dengan bulldozer. Wafa melaporkan pasukan Israel juga menyerbu Kota Nablus di Tepi Barat dan meledakan sebuah rumah yang sebelumnya Israel tuduh menyerang seorang ibu keturunan Inggris-Israel dan dua putrinya pada bulan April lalu di Tepi Barat.

Pria itu Moaz al-Masri tewas dibunuh tentara Israel di Nablus bulan Mei lalu. The Palestinian Prisoners Club mengatakan pasukan Israel sudah menangkap setidaknya 55 orang Palestina dalam penyerbuan-penyerbuan di Tepi Barat kemarin malam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement