REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan Program Bulog SIAGA (Aksi Amankan Harga) yang dilaksanakan di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat merupakan bagian dari program beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Melalui Bulog SIAGA masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan untuk memperoleh komoditi pangan murah. Namun, bila stok sudah cukup dan harga sudah normal kembali, Program Bulog SIAGA akan disetop.
"Artinya kita melihat kebutuhan. Jika kembali dibutuhkan, kita akan gelontorkan kembali," kata Bayu dalam keterangan di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Bayu menyampaikan Program Bulog SIAGA merupakan inisiasi Perum Bulog yang melakukan penjualan langsung beras SPHP ke konsumen di lokasi yang terjangkau. Tujuannya, guna menjaga atau menstabilkan harga beras di pasaran. Kegiatan itu merupakan respons konkret Bulog terhadap keresahan masyarakat yang secara umum terdampak dengan adanya fenomena kenaikan harga beras yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Pelaksanaan program tersebut diutamakan di permukiman padat penduduk yang langsung menyasar konsumen akhir seperti rumah susun (rusun), kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan lainnya. Bayu mengatakan, Program Bulog Siaga menjual beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), beras premium dan komoditas pangan lainnya secara langsung kepada masyarakat sebagai bentuk intervensi langsung penyediaan komoditi kepada konsumen langsung.
"Hampir seluruh kelurahan di DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi tempat pelaksanaan Bulog SIAGA. Total titik penjualan telah mencapai 52 titik di DKI Jakarta dan Jawa Barat dan akan ditingkatkan hingga 100 titik," jelas Bayu.
Bayu menegaskan, kehadiran Bulog di tengah-tengah masyarakat sebagai perpanjangtanganan pemerintah untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat dengan menyediakan komoditi pangan. Meski begitu, Program Bulog SIAGA akan dilaksanakan tergantung kebutuhan dari masyarakat.
Bayu menambahkan saat ini Bulog menguasai 1,3 juta ton beras. Cadangan ini mampu memenuhi kebutuhan penyaluran beras SPHP yang disalurkan ke pasar induk, pasar tradisional dan ritel modern.
Penyaluran beras SPHP melalui lebih dari 26 ribu warung dan kios di pasar-pasar serta toko binaan di lokasi yang terjangkau konsumen. Bulog akan terus menambah kerjasama dengan pengecer sehingga titik penjualan tersebar lebih luas mendekati. Sampai akhir Februari beras SPHP sudah disalurkan sekitar 352 ribu ton.
Stok beras Bulog, lanjut Bayu, juga mampu untuk memenuhi kebutuhan penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) 10 kg secara gratis yang ditujukan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat se-Indonesia yang direncanakan hingga Juni 2024. "Realisasi penyaluran bantuan pangan CBP selama dua bulan yakni Januari sampai Februari 2024 sudah ada 330 ribu ton," kata Bayu.