Banyak masyarakat yang belum paham tentang cara berurban farming atau pertanian urban atau pertanian perkotaan, cara sederhana adalah dengan menanam di polybag, vertikular,, hidroponik, dan memanfaatkan roof top.
Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan hasil tanaman sendiri di kebun sendiri merupakan kebahagiaan yang tak ternilai. Walapun hanya satu buah mangga jika dipetik dari hasil tanaman yang dipelihara sendiri menjadikan mereka bahagia. Aktifitas menanam di pekarangan sekitar rumah ini bisa dikategorikan sebagai pertanian urban atau populer dengan istilah urban farming.
Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, kualitas udara menjadi barang mahal, pesatnya pembangunan akan dibarengi dengan berkurangnya lahan terbuka hijau, dan akan berdampak pada menurunnya kualitas udara karena semakin sedikit pepohonan sebagai produser oksigen. Oleh karena itu diperlukan banyak pahlawan lingkungan untuk berlomba menanam pohon.
Tidaklah sulit menjadi pahlawan lingkungan, menanam pohon dan memeliharanya sampai tumbuh subur adalah contoh sederhana cara kita meningkatkan kualitas udara yang akan dinikmati banyak makhluk hidup. Inilah pahlawan-pahlawan yang semakin sulit ditemukan didaerah perkotaan. Kurangnya minat menanam karena tidak adanya pengetahuan cara bercocok tanam dilahan sempit, disamping itu mereka juga sulit menemukan tempat-tempat untuk belajar cara bercocok tanam yang efisien dan efektif.
Berikut ini contoh penerapan pertanian urban atau urban farming yang mudah dicoba:
1. Menanam tanaman di polybag atau pot.
Sebenarnya metode ini sudah banyak dilakukan disetiap rumah tangga, menanam sesuai hobi. Contoh jenis tanaman yang bisa ditanam didalam pot:
a. Tanaman hias jenis bunga
b. Tanaman hias jenis daun
c. Tanaman buah-buahan ditanam pada polybag
d. Tanaman bonsay
2. Menamam dengan Sitem Hidroponik
Teknik pertanian hidroponik adalah menanam dengan menggunakan media tanam air tanpa menggunakan media tanam tanah. Nutrisi yang digunakan adalah nutrisi dalam bentuk cair yang dilarutkan dalam air tandon yang akan digunakan untuk mengairi tanaman hidroponik. Sistem ini sangat cocok diterapkan kepada masyarakat perkotaan karena mereka bisa bercocok tanam namun tidak harus kotor dengan tanah. Sistem bercocok tanam hidroponik juga terkenal hemat ruangan, namun dapat menghasilkan tanaman lebih banyak, lebih berkualitas, higienis, dan lebih cepat panennya. Sistem hidroponik juga tidak harus yang mahal, barang-barang bekas disekitar kita juga bisa dimanfaatkan untuk berhidroponik.
3. Vertikultur, Menanam Secara Vertikal
Metode ini ada hubungannya dengan sistem hidroponik, sistem hidroponi tower akan sangat menghemat ruangan namun dengan hasil maksimal. Sistem vertikal juga ada yang sederhana namun ada juga yang lebih komplek.
4. Memanfaatkan Roof Top Sebagai Kebun Mini
Cara ini sudah banyak diterapakan masyarakat khususnya diperkotaan, roof top disulap menjadi kebun mini yang indah, ada yang menggunakan media tanah, dengan polybag, ada juga yang membangun mini green house untuk hidroponik.
5. Memanfaatkan Fasos Fasum Sebagai Kebun Mini
Kebanyakan di komplek perumahan selalu ada sarana fasilitas umum (fasum) dan Fasilitas Sosial (Fasos), namun hanya sedikit yang dikelola secara baik untu menunjang keindahan lingkungan. Lahan yang kurang maksimal seperti ini bisa dimanfaatkan warga untuk dijadikan kebun mini, bentuknya bisa beragam mulai dari kebun sayur, kebun buah, atau mini green house untuk hidroponik.
Jadi jangan ragu untuk menjadi pahlawan lingkungan, karyanya akan memberi kehidupan kepada banyak makhluk hidup. Memulai dari menanam di dalam pot artinya Anda telah menjadi pahlawan lingkungan. Selamat mencoba. (Slamet Riyanto)