REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - bank bjb senantiasa berkomitmen untuk terus mengakselerasi pertumbuhan bisnis di tengah masih adanya tantangan ekonomi. Mengutip pernyataan Bank Indonesia, prospek pertumbuhan ekonomi global diperkirakan lebih baik pada tahun 2024, meskipun ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.
bank bjb, bersama dengan perkiraan ini, menyadari bahwa ekonomi global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,0 persen, yang lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya. Ini didorong oleh kinerja yang kuat dari AS dan India, meskipun tantangan tetap ada dengan kontraksi ekonomi di beberapa negara seperti Tiongkok, Inggris, dan Jepang.
Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi menekankan, bahwa 2023 menjadi tahun konsolidasi perseroan dimana pihaknya senantiasa berupaya menjalankan bisnis dan operasional bank dengan aktivitas yang pruden. Hal ini agar tidak memberikan tekanan terhadap provisioning yang harus dibukukan dan aktivitas yang efisien agar tidak memberikan tekanan terhadap OPEX, mengimbangi biaya dana yang tekanannya terasa sepanjang tahun 2023.
Pada tahun 2023, bank bjb juga melakukan pengembangan usaha secara grup melalui skema Kelompok Usaha Bank (KUB). Bergabungnya Bank Bengkulu dalam KUB bersama bank bjb syariah menandai langkah penting, dengan bank bjb menjadi BPD pertama di Indonesia yang berhasil menyelesaikan proses KUB, menjadi benchmark bagi proses KUB seluruh BPD.
Selain Bank Bengkulu, bank bjb juga telah menjalin komitmen KUB dengan Bank Jambi, Bank Maluku Malut dan Bank Sultra yang telah menandatangani Letter of Intent untuk bersinergi dalam kerangka KUB pada tanggal 29 September 2022. Teranyar bank bjb sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bank Sultra untuk melangkah lebih lanjut dalam kerangka KUB pada 4 Maret 2024.
"Dengan bergabungnya keempat BPD tersebut, kami melihat bank bjb secara grup akan lebih berperan dalam Industri Perbankan Nasional dengan menjadi 10 besar perbankan berdasarkan total aset secara konsolidasi," ucap Yuddy.
Di samping fokus pada pertumbuhan bisnis, bank bjb juga memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Melalui program penangkapan karbon, bank ini telah menyerap emisi karbon dan berpartisipasi aktif dalam bursa karbon Indonesia.
Dengan komitmen penuh dalam menjalankan aktivitas bisnis dan operasional, bank bjb berpartisipasi aktif dalam climate risk management dan scenario analysis (CRMS) untuk mendukung tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060 bersama 6 bank perwakilan lainnya yang terdiri dari perbankan besar di Indonesia.
Secara finansial, bank bjb mencatatkan beberapa pencapaian, termasuk pertumbuhan kredit sebesar 7,5 persen year on year pada kuartal keempat 2023. Meskipun ada sedikit perlambatan, bank bjb tetap fokus pada segmen dengan yield tinggi untuk menjaga kinerja keuangan yang tangguh dan efisien. Dengan capaian ini, bank bjb berhasil mencatat laba sebesar 2,1 triliun rupiah pada tahun 2023, menunjukkan kinerja keuangan yang tangguh dan efisien.
Adapun Consumer Loan dengan Yield 12,2 persen mampu tumbuh 6,3 persen year on year (yoy). Yuddy optimistis, Consumer Loan sebagai Captive Market masih memiliki peluang pertumbuhan yang baik, dari pembukaan penerimaan ASN setelah periode moratorium yang panjang serta alih fungsi P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).