REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi Universitas Airlangga (Unair) Arief Bakhtiar mengungkapkan dampak buruk penggunaan pewangi ruangan bagi kesehatan pernapasan. Arief menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian dengan tikus sebagai objeknya, paparan pewangi ruangan dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan negatif pada jaringan saluran napas, khususnya pada selaput lendir.
"Paparan pewangi ruangan menghasilkan dampak negatif pada perubahan jaringan saluran napas, terutama pada selaput lendir. Dampak paparan pewangi ruangan cair pada perubahan histologi selaput lendir hidung lebih parah jika dibandingkan dengan paparan pewangi ruangan dalam bentuk gel," kata Arief pada Selasa (5/3/2024).
Namun demikian, paparan pewangi ruangan berbentuk gel memiliki dampak lebih buruk terhadap perubahan histologi jaringan paru jika dibandingkan dengan paparan pewangi ruangan cair. Mengutip Multiple Chemical Sensitivity (MCS) tahun 2005, Arief menyebutkan, pengharum ruangan dapat bekerja melalui beberapa cara.
"Termasuk melemahkan kemampuan saraf pembau, melapisi hidung dengan zat berminyak tak terdeteksi, menutupi bau dengan aroma lain, dan mengubah komposisi bau yang tidak menyenangkan," ujarnya.
Arief menjelaskan, prinsip dasar dari pewangi ruangan adalah ketika bahan kimia di dalamnya berinteraksi dengan saluran napas. Interaksi tersebut akan menimbulkan respon peradangan atau inflamasi. Jika berlangsung secara lama dan terus menerus, maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik.
"Pajanan bahan kimia pada sistem pernapasan akan menyebabkan iritasi, peradangan, bronkokonstriksi, dan sensitisasi," ucapnya.
Untuk mengurangi risiko dampak negatif pewangi ruangan, Arief menyarankan beberapa langkah pencegahan. Misalnya, dengan mengurangi penggunaan pewangi buatan, terutama yang berbentuk aerosol.
"Kemudian menghentikan penggunaan jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala seperti batuk-batuk, sesak nafas, atau iritasi kulit dan mata, serta lebih memilih pewangi ruangan alami," kata dia.