Selasa 05 Mar 2024 18:20 WIB

Ditahan Terkait Kasus Konten Boleh Tukar Pasangan, Gus Samsudin: Saya Senang di Penjara

Menurut Samsudin, dirinya berada di penjara lantaran sudah menjadi ketentuan Allah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim memeriksa Samsudin Jadab alias Gus Samsudin terkait konten boleh tukar pasangan. Samsudin diperiksa di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (29/2/2024).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim memeriksa Samsudin Jadab alias Gus Samsudin terkait konten boleh tukar pasangan. Samsudin diperiksa di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (29/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Samsudin Jadab alias Gus Samsudin mengaku senang berada di penjara, setelah ditetapkan menjadi tersangka lantaran memproduksi video aliran sesat yang membolehkan tukar pasangan. Samsudin mengatakan, dirinya berada di penjara lantaran sudah menjadi ketentuan Allah SWT.

"Saya senang di penjara, karena ini sudah menjadi takdir Allah, sudah menjadi ketentuan Allah, maka saya ridho dengan apa yang Allah berikan kepada saya," kata Samsudin di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (5/3/2024).

Baca Juga

Samsudin mengaku ridho dan ikhlas dengan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT. "Saya ridho dan saya ikhlas dengan apapun yang Allah berikan terhadap saya," ujarnya. 

Saat ditanya apakan ada penyesalan terkait pembuatan konten tersebut, Samsudin mengatakan, tidak ada yang perlu disesali. Sebab, kata dia, pembuatan konten tersebut bertujuan untuk dakwah.

"Penyesalan untuk hal yang buruk mungkin iya. Kalau kita yakin untuk dakwah, nggak ada satu pun yang kita sesali," ucapnya.

Sebelumnya, penyidik Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim menetapkan Samsudin Jadab alias Gus Samsudin sebagai tersangka kasus pembuatan video aliran sesat yang membolehkan anggotanya tukar pasangan. Konten video tersebut menjadi viral setelah diunggah di media sosial Youtube.

Samsudin dijerat Pasal 28 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang (UU) nomor 1 tahun 2024 tentang Perubahan Kedua UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Pasal 28 ayat (2) tentang penyebaran kebencian suku, agama, ras, dan antar golongan. Sedangkan Pasal 28 ayat (3) tentang pelanggaran menyebarkan informasi bohong yang menimbulkan kerusuhan. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement