Selasa 05 Mar 2024 18:26 WIB

Penelitian Buktikan Mendengar Bacaan Alquran Bikin Sehat

Alquran sejatinya adalah penyembuh bagi setiap Muslim yang sakit.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah perempuan muslim bersama-sama membaca Alquran pada kegiatan Palu Bertilawah di Taman Nasional, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (3/3/2024). Palu Bertilawah yang diinisiasi Sekolah Alquran Palu itu diikuti ratusan umat muslim dari berbagai komunitas, digelar untuk menyambut bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah.
Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Sejumlah perempuan muslim bersama-sama membaca Alquran pada kegiatan Palu Bertilawah di Taman Nasional, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (3/3/2024). Palu Bertilawah yang diinisiasi Sekolah Alquran Palu itu diikuti ratusan umat muslim dari berbagai komunitas, digelar untuk menyambut bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran sejatinya adalah penyembuh bagi setiap Muslim yang sakit. Ini tercantum dalam Alquran, yakni pada Surat Al Isra ayat 62. Allah SWT berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

Baca Juga

"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian." (QS. Al Isra ayat 82)

Sebuah riset dan studi ilmiah pun telah dilakukan untuk membuktikan hal tersebut. Dr Nadiah Thayyarah, dalam "Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah", menjabarkan riset yang dilakukan Dr. Ahmad al-Qadhi, Direktur Utama Islamic Medicine Institute for Education and Research yang berpusat di Amerika Serikat, sekaligus konsultan ahli sebuah klinik di Panama City, Florida.

Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pengaruh Alquran pada fungsi organ tubuh manusia, sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya jika memang ada. Tujuan kedua adalah efek relaksasi atau penurunan yang ditimbul- kan oleh bacaan Alquran pada ketegangan saraf refleksi beserta perubahan fisiologi yang mengiringinya.

Hasil riset ini telah dipresentasikan dalam konferensi tahunan ke-17 Ikatan Dokter Amerika, di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Penelitian ini melibatkan beberapa responden nonmuslim, laki-laki dan perempuan, berusia 18 sampai 40 tahun.

Para responden tersebut tidak mengerti bahasa Arab sehingga tentu tidak bisa membaca ayat suci Alquran. Penelitian ini menggunakan mesin pengukur yang berbasis komputer model MEDAQ 2002 (Medical Data Quotient) yang dilengkapi dengan software komputer jenis Apple 2A dan sistem detektor elektronik.

Sebelum penelitian dimulai, setiap responden dipasangi empat jarum elektrikal pada anggota tubuh masing-masing, kemudian dikoneksikan ke mesin pengukur yang berbasis komputer. Hal ini untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik dan mengukur reaksi urat saraf reflektif pada organ tubuh responden.

Sebagai informasi, tubuh manusia diliputi medan elektromagnetik berupa bias cahaya yang tidak terlihat. Medan cahaya ini sekarang dapat dipotret secara elektrik dengan Kirlian Photography.

Penelitian ini melakukan 210 kali eksperimen kepada responden. Para responden dalam keadaan santai dan mata tertutup, diminta mendengarkan Alquran sebanyak 85 kali eksperimen, bacaan teks berbahasa Arab sebanyak 85 kali eksperimen, dan pada 40 kali eksperimen berikutnya tidak mendengarkan bacaan apa pun.

Kemudian bacaaan Alquran dan bacaan teks berbahasa Arab diperdengarkan kepada responden dengan kesamaan instrumen dari aspek lafal, tatanan pengucapan dan melodi. Sehingga responden tidak bisa membedakan keduanya, karena memang responden tidak bisa berbahasa Arab.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa mendengarkan bacaan ayat suci Alquran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif. Hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer.

Pengaruh yang terjadi menunjukkan adanya sejumlah perubahan arus listrik di otot, perubahan daya tangkap kulit terhadap konduksi listrik, perubahan pada sirkulasi darah, perubahan detak jantung, dan kadar darah pada kulit.

Perubahan tersebut menunjukkan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan peningkatan suhu kulit dan penurunan frekuensi detak jantung.

Adapun seperti diketahui, bahwa stres berpotensi menurunkan imunitas tubuh. Meningkatnya stres akan menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh nadi sehingga kadar darah yang mengalir di pembuluh nadi kulit pun akan turun. Begitu juga tingkat suhu kulit, sementara detak jantung akan semakin cepat.

Dengan adanya hasil eksperimen komparatif tersebut, kesimpulan awal dapat diperoleh bahwa mendengarkan ayat suci Alquran mempunyai dampak positif yang signifikan terhadap perubahan fisiologi dan psikologi manusia.

Dengan demikian, kemajuan ilmu pengetahuan telah mengungkap bahwa Alquran memiliki efek penyembuhan bagi manusia, meski hanya mendengarkannya. Kemajuan teknologi telah mendeteksi secara akurat bahwa mendengarkan ayat-ayat Alquran dapat merelaksasi saraf reflektif, memfungsikan organ tubuh, serta memberikan aura positif pada tubuh manusia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement