Selasa 05 Mar 2024 21:45 WIB

Mahasiswi Farmasi UPH Sabet 3 Juara dalam Ajang Patient Counseling Competition

Mahasiswa UPH meraih juara satu PCC Pharmanova Institut Teknologi Bandung

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Universitas Pelita Harapan (UPH). Mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) berhasil meraih tiga gelar juara pada ajang Patient Counseling Competition (PCC)
Foto: Universitas Pelita Harapan
Universitas Pelita Harapan (UPH). Mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) berhasil meraih tiga gelar juara pada ajang Patient Counseling Competition (PCC)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) berhasil meraih tiga gelar juara pada ajang Patient Counseling Competition (PCC), yang menjadi perlombaan para mahasiswa farmasi. Kompetisi yang terdiri dari tes soal dan konseling secara tatap muka itu dia ikuti dengan sejumlah saingan dari universitas ternama lainnya, yakni Universitas Indonesia, Universitas Atma Jaya, Universitas Padjadjaran, dan lainnya. 

“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas anugerah-Nya sehingga semua ini dapat tercapai,” ucap Advelina Hubertha Fanggidae, mahasiswi S1 farmasi peraih tiga gelar juara PCC itu, dalam siaran pers, Selasa (5/3/2024).

Dia berhasil meraih juara satu PCC Pharmanova Institut Teknologi Bandung tingkat Nasional pada 17 Februari 2023, juara satu PCC Kofein Universitas Airlangga tingkat Internasional 24 Januari 2024, dan juara satu PCC Pharmacopeia Universitas Padjajaran tingkat nasional pada 11 November 2023.

Selain menguji pengetahuan ilmiah tentang obat-obatan, para peserta juga dinilai berdasarkan kemampuan komunikasi yang baik dan empati saat berinteraksi dengan pasien. Menurut Advelina, faktor atau keunikan yang dimilikinya sehingga berhasil meraih prestasi itu adalah caranya dalam membangun komunikasi dan kepercayaan yang baik pada pasien dalam satu menit pertama.

Ia melakukan penggalian informasi obat secara detail sesuai dengan keluhan yang dialami pasien. Kemudian, Advelina menjelaskan cara penggunaan obat yang disesuaikan dengan pola makan dan istirahat pasien. “Saya juga berusaha menjadi pendengar yang baik saat pasien menjelaskan keluhan atau kondisinya agar saya dapat menjadi fasilitator yang baik untuk memberi informasi obat yang sesuai,” kata dia.

PCC memberikan tantangan yang harus dihadapi pesertanya, tak terkecuali Advelina. Pasalnya, kompetisi itu mengharuskan peserta untuk mengikuti rangkaian penyisihan, semi final, dan juga final dengan ketelitian dan tingkat konsentrasi yang tinggi.

“Tantangan utamanya adalah bagaimana menjelaskan mekanisme dan interaksi obat serta penyakit pasien yang rumit dalam bahasa medis secara sederhana untuk dapat dimengerti oleh pasien serta memastikan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sesuai instruksi,” jelas dia.

Meski banyak materi seperti anatomi dan fisiologi, patofisiologi, farmakologi, serta farmakoterapi yang harus dipelajari dalam PCC, tetapi Advelina bersyukur karena mendapatkan dukungan dan dibekali ilmu klinis yang  matang dari setiap dosen Farmasi UPH.

Ia pun berharap agar nantinya ada penerus yang bisa melanjutkan prestasi dan terus mengharumkan Prodi Farmasi UPH. “Jangan takut mencoba. Meskipun awalnya sulit, harus terus dilakukan untuk mendapat hasil yang terbaik,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement