Rabu 06 Mar 2024 07:20 WIB

Kapal yang Melewati Perairan Yaman Kini Harus Berizin

Serangan Houthi dikhawatirkan dapat merusak stabilitas seluruh kawasan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Sebuah perahu berlayar melewati kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Sebuah perahu berlayar melewati kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Menteri Telekomunikasi Houthi Misfer Al-Numair mengatakan kapal-kapal harus memiliki izin dari Otoritas Urusan Maritim Yaman yang dikuasai Houthi sebelum dapat masuk ke perairan Yaman. Houthi menggelar serangan ke kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak pertengahan November lalu.

Kelompok yang didukung Iran itu mengatakan serangan-serangan tersebut bagian dari solidaritas pada rakyat Palestina yang dibombardir dan kepung Israel di Gaza. Serangan yang dilakukan hampir setiap hari itu memaksa perusahaan pelayaran mengalihkan jalur kapal mereka ke rute yang lebih jauh dan mahal dengan mengitari Afrika.

Baca Juga

Serangan Houthi di Laut Merah dan Teluk Aden juga dikhawatirkan menyebarkan perang Israel di Gaza yang dapat merusak stabilitas seluruh kawasan. Amerika Serikat (AS) dan Inggris membalas serangan-serangan Houthi dengan menyerang target mereka di Yaman.

"Kami siap membantu Angkatan Laut Yaman untuk mengeluarkan izin dan mengidentifikasi kapal-kapal dan kami mengkonfirmasi ini dilakukan atas keamanan mereka," kata Al-Numair seperti dikutip stasiun televisi Houthi, Al Masirah, Selasa (5/3/2024).

Perairan yang terdampak perintah ini terbentang sampai separuh Selat Bab al-Mandab selebar 20 kilometer, muara sempit Laut Merah yang dilalui 15 persen perdagangan dunia menuju atau dari Terusan Suez.

Di masa normal lebih dari seperempat kargo kontainer dunia untuk barang-barang mulai dari pakaian, peralatan rumah tangga, suku cadang kendaraan, bahan kimia dan produk pertanian seperti kopi bergerak melalui Terusan Suez. Mantan Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan "ada alasan kuat untuk meragukan" Houthi yang bersekutu dengan Iran akan menghentikan serangan-serangan mereka terhadap kapal-kapal jika gencatan senjata mengakhiri operasi-operasi militer besar Israel di Gaza.

"Mereka mungkin memutuskan mereka menyukai gagasan untuk mengontrol jumlah pengiriman melalui Laut Merah, dan akan melanjutkan hal ini untuk jangka waktu yang tidak terbatas," kata Gates dalam konferensi pengiriman peti kemas TPM24 di Long Beach, California. Sementara itu pada Senin (4/3/2024) lalu HGC Global Communications yang berbasis di Hong Kong mengatakan pekan lalu setidaknya empat kabel komunikasi bawah laut di Laut Merah yakni Asia-Afrika-Eropa 1, Europe India Gateway, Seacom dan TGN-Gulf rusak. Perusahaan telekomunikasi itu tidak menyebutkan penyebabnya.

HGC memperkirakan kerusakan ini berdampak pada 25 persen lalu lintas data yang mengalir di bawah Laut Merah. Dalam pernyataannya mereka mengatakan sudah memiliki rencana untuk mengalihkan lalu lintas data. Pada Sabtu (2/3/2024) lalu Kementerian Telekomunikasi Houthi mengatakan kerusakan itu disebabkan serangan AS dan Inggris.

Dalam insiden terbaru, lembaga pelacak dan pengawas kapal komersial dan militer Inggris, UK Maritime Trade Operations mengatakan pada Senin kemarin mereka menerima laporan sebuah kapal rusak oleh dua ledakan, 91 mil laut di tenggara Aden. Tetapi tidak ada korban jiwa dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya.

Yaman terperosok ke dalam konflik sejak Houthi menggulingkan pemerintah dari ibukota Sanaa pada akhir 2014. Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi pada tahun 2015, dengan tujuan untuk memulihkan pemerintahan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement