Rabu 06 Mar 2024 08:58 WIB

Biden Berikan Update Kesepakatan Gencatan Senjata, Seperti Apa?

Israel tidak mengirimkan delegasinya ke Kairo.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Personel militer menunggu di depan Atlas Airbus A400M Angkatan Udara Belgia yang membawa bantuan kemanusiaan untuk diturunkan ke Gaza.
Foto: EPA-EFE/OLIVIER MATTHYS
Personel militer menunggu di depan Atlas Airbus A400M Angkatan Udara Belgia yang membawa bantuan kemanusiaan untuk diturunkan ke Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kini kesepakatan gencatan senjata di Gaza berada di tangan Hamas. Sementara perundingan kesepakatan yang juga akan membebaskan sandera Israel yang digelar di Kairo, Mesir, memasuki hari ketiga.

Negosiator dari Hamas, Qatar dan Mesir mencoba untuk mengamankan gencatan senjata 40 hari sebelum bulan suci Ramadhan. Israel tidak mengirimkan delegasinya ke Kairo. Washington, sekutu politik dan pendukung militer utama Israel serta sponsor perundingan gencatan senjata di Kairo, memberikan tanggung jawab pada Hamas untuk memutuskan kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga

"Saat ini berada di tangan Hamas. Israel sudah kooperatif, terdapat tawaran rasional, jika kita sampai pada situasi dimana pertempuran terus berlanjut hingga Ramadhan, itu akan sangat berbahaya," kata Biden Selasa (5/3/2024). Gedung Putih mengatakan kesepakatan yang diusulkan pada Hamas akan membebaskan sejumlah sandera yang diculik kelompok itu pada Oktober lalu dan menambah bantuan ke Gaza untuk mencegah kelaparan ketika rumah sakit-rumah sakit di pemukiman rakyat Palestina merawat anak-anak yang mengalami malnutrisi.

Hamas akan memberikan daftar semua sandera yang ditawan di Gaza. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menekankan selama gencatan senjata selama enam pekan itu sandera yang sakit, lanjut usia dan perempuan akan dibebaskan.

"Tahapan pertama gencatan sejata juga memungkinkan bantuan kemanusian ditingkatkan untuk membantu rakyat Gaza dan memberi waktu dan ruang untuk mengamankan pengaturan yang lebih tahan lama dan ketenangan yang berkelanjutan," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.

Sebelumnya, di Beirut pejabat Hamas Osama Hamdan mengulang tuntutan kelompoknya yaitu diakhirinya serangan militer Israel, penarikan pasukan Israel dan mengembalikan semua warga Gaza yang terpaksa mengungsi ke rumah mereka. Ia mengatakan pertukaran sandera tidak bisa dilakukan kecuali setelah gencatan senjata.

Pernyataan ini mencerminkan pandangan Hamas, gencatan senjata harus menjadi langkah menuju penyelesaian konflik. Israel hanya ingin menghentikan pertempuran sementara untuk mengeluarkan sandera dari Gaza dan mengizinkan lebih banyak bantuan masuk tapi tidak akan mengakhiri konflik sampai mereka berhasil menumpas Hamas.

Sebelum Hamdan mengeluarkan pernyataannya, juru bicara pemerintah Israel Avi Hyman mengatakan Hamas harus turun dari posisi delusional mereka dan datang ke orbit kami. "Hamas memahami tekanan militer dan kami akan membawanya pada mereka," kata Hyman.

Kekerasan Israel-Palestina di Israel dan daerah pendudukan Palestina biasanya melonjak sepanjang bulan Ramadhan begitu pula permusuhan dunia Arab dan muslim terhadap Israel. Sehingga mendorong para pemimpin untuk mencapai kesepakatan sebelum itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement