Rabu 06 Mar 2024 09:16 WIB

Belajar Mengembangkan Sport Tourism dari Tokyo Marathon

Potensi sport tourism pada 2024 diperkirakan bisa mencapai Rp 19 triliun.

Red: Setyanavidita livicansera
Pelari memulai Tokyo Marathon 2024 di Gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang, Ahad, (3/3/2024).
Foto: Yue Chenxing/Pool Photo via AP
Pelari memulai Tokyo Marathon 2024 di Gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang, Ahad, (3/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan kesuksesan Tokyo Marathon 2024 di Jepang yang diikuti 38 ribu peserta berbagai negara, bisa menjadi inspirasi dan tolok ukur penyelenggaraan wisata berbasis olahraga (sport tourism) dalam menarik wisatawan mancanegara.

"Indonesia ingin belajar dari Jepang atas keberhasilan Tokyo Marathon 2024 yang merupakan salah satu olahraga pariwisata terbaik di dunia," kata Sandiaga di Jakarta, Rabu, (6/3/2024). Sandiaga menjelaskan, keikutsertaannya di ajang Tokyo Marathon 2024 beberapa hari lalu bukan sekadar berpartisipasi, namun juga untuk belajar lebih jauh tentang penyelenggaraan salah satu dari enam lomba lari World Marathon Majors tersebut.

Baca Juga

Wisata berbasis olahraga atau sport tourism merupakan salah satu pasar di sektor pariwisata yang terus tumbuh terutama pascapandemi. Menurut keterangan Kemenparekraf, wisata olahraga menyumbang sekitar 10 persen terhadap belanja pariwisata global dan diperkirakan tumbuh sebesar 17,5 persen dari 2023 hingga 2030.

Sementara di Indonesia, potensi sport tourism pada 2024 diperkirakan bisa mencapai Rp 19 triliun. Hal ini ditopang oleh potensi alam yang indah, kontur alam yang bervariasi, serta wilayah yang luas serta ragam budaya dan keramahan masyarakat, yang menjadikan Indonesia sangat tepat dalam penyelenggaraan sport tourism.