REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Jalur Gaza terus menyalurkan bantuan yang diberikan masyarakat Indonesia untuk warga Gaza, di tengah gempuran Israel yang masih berlangsung. Pada Senin (4/3/2024), MER-C membagikan susu untuk bayi yang berada di pengungsian.
“Selain susu, MER-C juga membagikan botol susu. Ini merupakan pertama kalinya kita membagikan susu karena memang harganya saat ini cukup tinggi dan kelangkaan barang tersebut yang sulit didapatkan. Jadi kita membagikan susu formula dan botol susunya kepada pengungsi yang ada di dua sekolah di sekitar Rumah Sakit Eropa,” kata Relawan MER-C, Fikri Rofiul Haq dalam pesan tertulis yang diterima Republika, Rabu (6/3/2024).
Fikri mengatakan, data yang dicatat MER-C, anak kecil di bawah satu tahun yang ada di pengungsian ini ada sekitar 65. Ia mengatakan, MER-C hanya bisa membagikan susu untuk anak kecil di bawah satu tahun karena kondisi yang sangat sulit. Bahkan mereka membutuhkan waktu berhari-hari untuk bisa mengumpulkan 65 kaleng susu.
“Perlu diketahui ada 15 anak yang meninggal karena malnutrisi atau dehidrasi yang di rawat di Rumah Sakit Kamal Udwan di Gaza Utara. Untuk itu dibutuhkan lebih banyak lagi bantuan yang masuk ke Jalur Gaza,” ujar Fikri.
Menurutnya, gencatan senjata segera sangat dibutuhkan agar bantuan bisa lebih banyak masuk. Karena saat gencatan senjata sebelumnya, ada 200-an truk bantuan yang bisa masuk ke Jalur Gaza. Fikri mengatakan, saat ini mereka baru bisa intens menyalurkan bantuan di dua sekolah tempat mereka mengungsi. Karena situasi yang memang belum memungkinkan untuk bergerak bebas dan lebih jauh.
“Kenapa kami hanya membuat program di dua sekolahan, perlu diingat sampai hari ini pihak Zionis Israel terus melakukan serangan-serangannya terhadap masyarakat sipil terutama yang baru hangat dibicarakan insiden sebuah truk bantuan yang masuk ke Gaza Utara dan warga berkumpul untuk menerima bantuan, namun Israel menembaki truk bantuan dan masyarakat sipil yang mengambil bantuan tersebut, sehingga dilaporkan 112 warga meninggal dan 760 lainnya mengalami luka-luka dalam beberapa menit saja,” kata Fikri.
Meski ada kesempatan menyalurkan bantuan di tenda-tenda ataupun di tempat lainnya, Fikri mengungkap, Relawan MER-C harus melewati proses yang cukup sulit.
Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan dana yang menipis, di mana bank juga menjadi target sasaran Israel. Mesin ATM juga banyak yang tutup atau antriannya sangat panjang. Jika antre pagi kemungkinan dapat menarik uang di malam hari.
Fikri mengatakan, hingga hari ini, bantuan air bersih dan air minum MER-C juga masih terus berjalan, dengan total 10 ribu liter air per hari. Ada empat drum penampung air minum dan air bersih untuk dua sekolahan lokasi pengungsian. Saat ini tidak semua masyarakat bisa mecari air minum atau air bersih karena cukup langka.