Rabu 06 Mar 2024 14:31 WIB

Panen Raya, Badan Pangan: Waktunya Bulog Serap Produksi

Pemerintah akan mengoptimalkan produksi beras dalam negeri.

Rep: Muhammad Nursyamsi, Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan impor beras tidak akan merugikan para petani. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor beras ditujukan untuk memperkuat stok cadangan beras pemerintah (CBP). 

Dengan demikian, beras impor tidak akan masuk ke pasar. Arief menyampaikan, pemerintah akan mengoptimalkan produksi beras dalam negeri yang memasuki masa panen.  

Baca Juga

"Maret-April 2024 ini panen dalam negeri akan baik. Jadi waktunya Bulog serap produksi dalam negeri," ucap Arief saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Sebelumnya, Koalisi Rakyat Untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) pun menyoroti keluarnya izin rekomendasi impor beras ini bersamaan dengan dimulainya panen di berbagai daerah. Hal ini merespons langkah Kementerian Perdagangan yang telah menerbitkan izin tambahan impor beras 1,6 juta ton untuk melengkapi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada 2024 menjadi 3,6 juta ton. 

"Jika dipaksakan impor pada saat panen raya tentu pemerintah menjadi tidak adil bagi petani," ujar Koordinator KRKP Said Abdullah pada Selasa (5/3/2024).

Said mengatakan, impor selalu memberikan dampak psikologis pada pasar dan juga petani. Said mencontohkan isu impor beras beberapa waktu terakhir dan diikuti panen di titik-titik terbatas mulai menekan harga gabah dan beras. Karenanya, rencana impor tambahan ini juga akan memberikan tekanan pada harga karena ketersediaan beras menjadi melimpah dan berdampak ke petani.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement