REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kitab suci Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur atau bertahap. Sesuai dengan firman Allah SWT, Alquran adalah petunjuk bagi umat manusia.
Arkeolog, Profesor Ali Akbar mengatakan, Alquran adalah mukjizat sehingga susah untuk dicerna oleh akal. Kalau membaca Alquran terjemahan, ada sekitar 50 kata mukjizat. Tapi kalau melihat kata aslinya dalam bahasa Arab, tidak ada kata mukjizat.
"Jadi ayat Alquran itu sendiri sebagai bukti, tanda-tanda, ia nyata dan bisa dicari (faktanya)," kata Profesor Ali Akbar saat peluncuran dan diskusi buku Asal-Usul Manusia Pertama di Bumi karya Ali Akbar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Dalam pemaparannya, Profesor Ali Akbar mengutip ayat Alquran, Surat Yunus Ayat 92. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ اٰيَةً ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوْنَ ࣖ
“Pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelah kamu. Sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar lengah (tidak mengindahkan) tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS Yunus Ayat 92)
Allah SWT pada ayat ini menjelaskan bahwa pada hari kematiannya, jenazah Firaun akan dikeluarkan dari dasar lautan agar mereka yang meragukan kematiannya menjadi yakin dan menjadi pelajaran bagi manusia sesudahnya.
Profesor Ali Akbar menjelaskan, Surat Yunus ayat 92 turun ketika Nabi Muhammad SAW berumur sekitar 40 tahun sampai 63 tahun atau sekitar tahun 600-an Masehi (M).
Padahal pada masa Nabi Muhammad SAW atau tahun 600-an M, tidak ada satupun jasad mumi ditemukan, termasuk mumi Firaun.
"Mumi-mumi itu baru ditemukan arkeolog, orang-orang Mesir, tahun 1800-an Masehi. Artinya butuh waktu 1.200 tahun untuk membuktikan bahwa Surat Yunus ayat 92 adalah benar," ujar Profesor Ali Akbar.
Arkeolog dari Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, mungkin pertanyaan yang muncul dan sulit dijawab ketika membaca ayat-ayat Alquran, akan terjawab seratus atau dua ratus tahun kemudian.
Dia mengungkapkan, ajaibnya, ayat Alquran tidak pernah berubah sejak dulu diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW hingga sekarang. Jadi Alquran tidak pernah direvisi.
Dikatakan Profesor Ali Akbar, bukunya Charles Robert Darwin sampai enam kali direvisi. Pada edisi pertama bukunya, Charles Darwin masih malu-malu membicarakan sang pencipta.
"Tapi di edisi terakhir bukunya (setelah direvisi beberapa kali), dijelaskan Charles Darwin bahwa ada the creator (sang pencipta)," ujar Profesor Ali Akbar.
Kemukjizatan Alquran