Kamis 07 Mar 2024 18:00 WIB

Tradisi dan Kearifan Lokal Wasilah Perkuat Moderasi Beragama

Moderasi beragama menguatkan masyarakat untuk cinta Tanah Air.

Ilustrasi budaya lokal yang menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang keagamaan dan suku.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ilustrasi budaya lokal yang menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang keagamaan dan suku.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama menggelar kegiatan Ngaji Budaya yang melibatkan 500 peserta dari Bali yang terdiri berbagai unsur seperti penyuluh agama, pamong budaya, seniman/budayawan, hingga Ormas Islam, dalam mendorong tradisi menjadi pilar moderasi beragama.

Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam Kemenag RI Wida Sukmawati mengatakan moderasi selaras dengan nilai kemanusiaan yang penuh dengan kasih sayang. Moderasi ini diambil dari nilai luhur agama.

Baca Juga

"Pada akhirnya moderasi sangat menjunjung kemanusiaan bagi orang beragama bahkan orang yang tidak beragama sekali pun," kata Wida dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (7/3/2024).

Wida menjelaskan Indonesia memiliki nilai luhur dengan berbagai macam keindahan budaya yang berkembang di masyarakat.

Keunggulan itu harus terus dipupuk dan dirawat dalam bingkai harmonisasi dan toleransi. Dengan demikian akan menjadi kekuatan terbesar Indonesia.

"Bangsa Indonesia dianugerahi kekayaan alam dan keragaman budaya, agama, suku, dan bahasa dari Sabang sehingga Merauke. Di Indonesia kita disajikan keindahan kerukunan dalam keberagaman," kata dia.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bali Komang Sri Marheni menyampaikan bahwa memadukan keindahan alam Bali dan tradisi Islam mampu memperdalam nilai-nilai spiritual masyarakat Islam Nusantara.

Komang Sri Marheni mengajak masyarakat untuk merenungkan Islam yang toleransi, menghargai keragaman, dan penuh kasih sayang.

"Sehingga kita bisa memberikan layanan spiritual dan dapat menjadi agen perubahan kebaikan agama dan bangsa," ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Pendidikan Islam Universitas PTIQ Jakarta Prof. Made Saihu mengatakan budaya memengaruhi cara individu memahami dan menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

"Ekspresi budaya mendorong masyarakat meningkatkan kesadaran akan toleransi dan kerukunan yang mendukung terwujudnya moderasi beragama," kata Saihu.

Ada tiga landasan mengapa budaya selama ini sebagai pilar moderasi beragama.

Pertama, pengawal toleransi

Elemen ini meminimalisir konflik berbasis agama.

Kedua, perekat komunitas di masyarakat

Berbagai perbedaan yang dilatarbelakangi primordialisme dan diskriminasi menjadi dikesampingkan. 

Ketiga, mengubah perspektif dan memecah stereotip dan eksklusifisme

Cara pandang menjadi lebih holistik dan mengedepankan kebersamaan. Kemudian menganggap orang lain menjadi bagian dari diri sendiri. Dengan begitu seseorang menjadi peduli dengan orang lain.

"Tantangan modern menuntut bentuk perlindungan dan pelestarian budaya yang baru. Keterlibatan semua pihak diperlukan untuk memperkuat budaya sebagai pilar moderasi beragama," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement