Kamis 07 Mar 2024 10:51 WIB

Perundungan Siswa SD di Indramayu, Penyebabnya Gara-Gara Korban Mengejek Soal Sepeda

Korban mengejek salah satu pelaku bahwa sepeda miliknya dijual.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Mediasi dilakukan Disdikbud dan DisdukP3A Kabupaten Indramayu kepada orang tua korban maupun pelaku dalam kasus perundungan di SDN 3 Karangsong, Kabupaten Indramayu, Rabu (6/3/2024).
Foto: Lilis Sri Handayani
Mediasi dilakukan Disdikbud dan DisdukP3A Kabupaten Indramayu kepada orang tua korban maupun pelaku dalam kasus perundungan di SDN 3 Karangsong, Kabupaten Indramayu, Rabu (6/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU---Aksi perundungan di SDN 3 Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, mendapat sorotan seusai videonya viral di media sosial. Guru di SDN 3 Karangsong tersebut pun langsung bertindak cepat mengetahui siswanya menjadi korban maupun pelaku aksi perundungan (bullying). Langkah serupa juga dilakukan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.

Dalam video itu, korban yang sudah telanjang bulat ditendang beberapa kali dan didorong tubuhnya oleh pelaku. Bahkan, kepalanya dipukul menggunakan botol air mineral.

Baca Juga

Korban pun berusaha untuk bisa keluar dari ruangan tempat aksi perundungan itu terjadi. Namun, hal itu dihalang-halangi oleh pelaku. Belakangan diketahui, baik korban maupun pelaku perundungan merupakan siswa kelas 5 SDN 3 Karangsong.

Wali Kelas 5 SDN 3 Karangsong, Tia Istianah menjelaskan, ada tiga siswanya yang terlibat dalam perundungan itu. Yakni, dua pelaku dan satu anak yang merekam aksi tersebut. ‘’Kejadiannya bukan di sekolah, tapi di madrasah. Sekolah dan madrasah jaraknya tidak jauh. Jadi anak-anak saat jam istirahat sekolah, mainnya di madrasah,’’ kata Tia, Rabu (6/3/2024).

Tia menerangkan, peristiwa itu terjadi pada 24 Februari 2024 saat jam istirahat sekolah. Dia mengaku baru mengetahuinya pada 28 Februari 2024, setelah ada teman korban yang melaporkan kejadian itu kepadanya. Kasus itu menjadi viral setelah videonya beredar di media sosial pada Rabu (6/3/2024). 

‘’(Tahu) sebelum itu viral. Begitu saya tahu, langsung saya panggil anak yang mem-bully. Saya tanya gimana kronologinya,’’ kata Tia.

Terungkap bahwa peristiwa itu terjadi karena korban mengejek salah satu pelaku bahwa sepeda miliknya dijual. ‘’Sepeda itu memang dijual. Jadi mungkin emosinya anak masih labil, jadi seperti itu,’’ katanya.

 

Tak hanya memanggil anak-anak yang terlibat dalam aksi perundungan itu, pihak sekolah juga memanggil orang tua mereka dan melakukan mediasi.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement