REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan segera membangun jalur evakuasi kebencanaan di kewilayahan sebagai bentuk mitigasi terhadap bencana. Salah satu potensi bencana yang dapat terjadi di Kota Bandung yaitu Sesar Lembang.
"Diskar PB melaksanakan sosialisasi kebencanaan baik di kewilayahan maupun masyarakat, kami ada mitra kita sampaikan ke masyarakat meski memang belum masif semua," ujar Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Gun Gun Sumaryana di Balai Kota Bandung, Kamis (7/3/2024).
Ke depan, kata dia, pihaknya pun berencana membuat jalur evakuasi. Namun, masih berkoordinasi dengan masyarakat setempat untuk memastikan titik-titik pasti jalur evakuasi. "Mudah-mudahan bisa sampai kami berencana dengan kewilayahan untuk membuat jalur evakuasi," katanya.
Gun Gun mengatakan jalur evakuasi kebencanaan bakal dibangun termasuk saat terjadi gempa. Pihaknya juga terus berupaya memitigasi potensi bencana Sesar Lembang. "Diskar PB berencana melaksanakan FGD untuk membahas terkait antisipasi apabila Sesar Lembang terjadi kita akan mendatangkan ahli," kata dia.
Namun, kata Gun Gun, rencana tersebut belum terealisasi karena adanya Gempa Sumedang. Pihaknya menyebut terus berkewajiban untuk melakukan antisipasi kebencanaan termasuk menyangkut Sesar Lembang.
Koordinator Data dan Informasi BMKG, Virga Librian, kejadian gempa bumi di wilayah Jabar relatif terjadi setiap hari. Bahkan berdasarkan catatan BMKG Bandung, gempa bumi sepanjang 2023 terjadi hingga 1.155 kali.
Menurut Virga, gempa bumi yang terjadi tidak selalu berada di titik sesar. Dengan intensitas gempa yang sering terjadi di wilayah Jabar, ia khawatir dengan potensi gempa bumi yang dapat terjadi di Sesar Lembang. "Hampir tiap hari atau jam terjadi gempa, tapi tidak selalu di lokasi sesar. Seperti Sesar Lembang, kita mengkhawatirkan Sesar Lembang," ujar Virga saat ditemui belum lama ini.