Kamis 07 Mar 2024 14:20 WIB

Kementan Ajak Generasi Muda Perkuat Literasi Sejarah Pertanian  

Minat baca generasi muda terhadap sektor pertanian didorong secara lebih inklusif.

Red: Gita Amanda
Kementan mengajak generasi muda untuk memperkuat literasi sejarah pertanian Indonesia. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kementan mengajak generasi muda untuk memperkuat literasi sejarah pertanian Indonesia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak generasi muda untuk memperkuat literasi sejarah pertanian Indonesia untuk mengetahui konsistensi sektor pertanian dalam menopang keberlanjutan bangsa.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri di Jakarta, Kamis (7/3/2024), mengatakan pihaknya berharap minat baca generasi muda terhadap sektor pertanian dapat didorong secara lebih inklusif.

Baca Juga

Untuk menarik minat baca generasi muda Indonesia terhadap sejarah, pihaknya berkontribusi melalui penulisan buku Menjaga Keberlanjutan Swasembada Pangan. Buku ini dinilai bisa menjadi acuan bagi generasi muda agar mengetahui lebih komprehensif mengenai sejarah bangsa untuk mencapai swasembada pangan.

"Saya berharap buku ini bisa menjadi pegangan untuk teman-teman, bisa menjadi lesson learned, bagi generasi muda, untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan kita semua dalam mencapai swasembada," ujarnya.

Ia mengatakan sejak Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo, pertanian konsisten menjadi sektor prioritas yang menopang pembangunan Indonesia. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk melakukan berbagai bentuk perbaikan di bidang pertanian sukses mewujudkan Indonesia sebagai negara swasembada.

Ia mengatakan bila dikaitkan dengan teori swasembada, suatu negara bisa dikatakan mandiri pangan apabila berhasil menekan impor pangan hingga mencapai titik 10 persen, serta dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sebesar 90 persen.

"Tentu kita sangat mempertanyakan apabila ada statement bahwa kita belum swasembada. Kenapa? Secara teori saja swasembada itu dikatakan kalau impornya 10 persen. Sedangkan  beras kita sampai saat ini hampir lebih dari 90 persen diproduksi dari dalam negeri, jadi kita sudah swasembada sebetulnya," katanya.

Situs Sekretariat Kabinet RI menyatakan bahwa Indonesia telah mencapai swasembada beras pada periode 2019-2021. Suksesnya ketahanan pangan Indonesia di komoditas beras ini, turut membuahkan penghargaan dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI), yang diterima Presiden Jokowi di Istana Negara pada 14 Agustus 2022.

"Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi,” ujar isi tajuk penghargaan pada 2022 itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement