Jumat 08 Mar 2024 02:14 WIB

Negosiasi Kode Etik LCS Alami Kemajuan

Cina dan negara-negara ASEAN untuk mematuhi prinsip-prinsip hukum internasional.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi memberikan pengarahan pers di gedung Media Center, Beijing, Kamis (7/3/2024).
Foto: Republiika/Kamran Dikarma
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi memberikan pengarahan pers di gedung Media Center, Beijing, Kamis (7/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengatakan, pembahasan tentang kode etik atau Code of Conduct (CoC) di Laut China Selatan (LCS) telah mengalami kemajuan. Dia menyebut, Beijing dan ASEAN akan terus bekerja sama guna mempercepat penyelesaian CoC.

“Dengan upaya keras dari China, pembahasan CoC yang kedua berhasil diselesaikan, dan prosedur untuk pembahasan ketiga diluncurkan. Kami akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk mengupayakan penyelesaian awal CoC serta memastikan bahwa LCS tetap menjadi laut damai dan kerja sama,” kata Wang ketika memberikan pengarahan pers di gedung Media Center di Beijing, Kamis (7/3/2023).

Baca Juga

Dia menambahkan, selain mempercepat negosiasi CoC, penting bagi China dan ASEAN untuk terus mematuhi Declaration of Conduct (DoC) di LCS. “Kami juga mendesak negara-negara tertentu di luar kawasan untuk tidak melakukan provokasi yang memihak atau menimbulkan masalah di LCS,” ujarnya.

Wang mengklaim, negaranya sudah menerapkan tingkat pengendalian diri yang tinggi di LCS. Oleh sebab itu, jika ada atau terjadi provokasi, China akan mengambilkan aksi balasan yang cepat dan sah. Tahun lalu ASEAN dan China telah menyepakati Guidelines for Accelerating the Early Conclusion of an Effective and Substantive CoC untuk LCS. Pedoman itu diadopsi dalam pertemuan antara para menlu ASEAN dengan Menlu China Wang Yi di Jakarta pada 13 Juli 2023.

“Tahun ini kita telah menandai beberapa tonggak penting saat kita menyelesaikan Guidelines for Accelerating the Early Conclusion of an Effective and Substantive CoC, menyelesaikan pembacaan kedua Single Draft CoC Negotiating Text, dan memperingati 20 tahun aksesi CHina ke Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia,” ungkap Menlu RI Retno Marsudi saat membuka ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) bersama China di Hotel Shangri-la, Jakarta, 13 Juli 2023 lalu.

Sebelumnya, ASEAN menyambut kemajuan negosiasi terkait draf tunggal CoC lewat penyelenggaraan ASEAN-China Joint Working Group on the Implementation of the Declaration of Conduct (JWG-DoC) di Jakarta pada 8-10 Maret 2023. “Kami menyambut inisiatif untuk mempercepat negosiasi CoC, termasuk proposal untuk mengembangkan pedoman untuk mempercepat penyelesaian awal CoC yang efektif dan substantif,” demikian bunyi Chairman Statement of 42nd ASEAN Summit yang dirilis 11 Mei 2023 lalu.

China diketahui mengklaim lebih dari 90 persen wilayah LCS. Klaim Beijing ditentang sejumlah negara ASEAN, seperti Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Untuk menangani perselisihan klaim di LCS, ASEAN dan China menandatangani DoC di Kamboja pada November 2002. Deklarasi itu memuat komitmen China dan negara-negara ASEAN untuk mematuhi prinsip-prinsip hukum internasional, menyelesaikan sengketa secara damai, dan menahan diri dari tindakan yang dapat meningkatkan eskalasi.

Kemudian pada 2011, Cina dan ASEAN kembali berhasil menyepakati Guideline for the Implementation of the DoC. Kesepakatan tersebut menandai dimulainya pembahasan awal mengenai pembentukan CoC di LCS. Fungsinya adalah menghadirkan seperangkat mekanisme atau peraturan tata perilaku untuk negara-negara yang berkepentingan di LCS. Dengan demikian, potensi pecahnya konflik akibat tumpang tindih klaim dapat diredam. Sejak 2011 hingga saat ini, China dan ASEAN masih terus berusaha merumuskan CoC untuk diterapkan di LCS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement