Jumat 08 Mar 2024 04:00 WIB

Kemenhub Ingatkan Para Pemeriksa Kecelakaan Kapal Kuasai SOP

Petugas wajib melakukan percepatan pelaporan kejadian kecelakaan kapal.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Para petugas pemeriksa kecelakaan kapal mengikuti kegiatan penyegaran.
Foto: Antara
Para petugas pemeriksa kecelakaan kapal mengikuti kegiatan penyegaran.

REPUBLIKA.CO.ID, HJAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengingatkan pemeriksa kecelakaan kapal harus benar-benar menguasai semua peraturan yang berlaku, baik nasional maupun internasional. Kasubdit Tertib Berlayar Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Radzaman berharap, tidak ada kecelakaan kapal akibat kelalaian petugas.

"Saya tegaskan kembali bahwa percepatan pelaporan kecelakaan kapal, terutama kecelakaan kapal asing yang terjadi di wilayah perairan Indonesia agar mendapatkan perhatian yang serius serta laporan yang diberikan haruslah bersumber dari kepala unit pelaksana teknis atau UPT setempat, tidak bersumber dari yang lainnya," katanya  dalam keterangan di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Saat membuka kegiatan 'Penyegaran Pemeriksa Kecelakaan Kapal Tahun Anggaran 2024' yang diikuti 30 orang, menurut Radzaman, syahbandar memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal. Hal itu dilakukan dalam rangka pemeriksaan pendahuluan.

Sehingga diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan berintegritas yang menguasai fungsi pemeriksaan kecelakaan kapal dan standar operasional prosedur (SOP) yang baku. Radzaman menyebut, melalui kegiatan tersebut, para pemeriksa kecelakaan kapal senantiasa up to date terhadap situasi terkini dari kasus kecelakaan kapal yang terjadi.

Selain itu, sambung dia, petugas harus mampu berkontribusi memberikan solusi terbaik kepada pihak terkait pada saat terjadinya kecelakaan kapal sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Radzaman pun meminta ketika bertugas para pemeriksa kecelakaan kapal dapat memanfaatkan sarana dan prasarana pelaporan yang ada.

Tidak hanya itu, kata dia, petugas wajib mampu memaksimalkan kecanggihan teknologi komunikasi untuk melakukan percepatan pelaporan kejadian kecelakaan kapal. Radzaman mengakui, kecelakaan kapal memang insiden yang pasti tidak diharapkan siapa pun.

"Namun jika kecelakaan kapal terjadi, maka diharapkan para pemeriksa kecelakaan kapal telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dapat melakukan pemeriksaan secara profesional dan berintegritas," kata Radzaman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement