REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy mengatakan untuk tetap menjaga stabilitas harga maka perlu memperbanyak distribusi beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di pasar tradisional.
"Untuk menjaga stabilitas harga beras yang belum kunjung turun, ada saran kepada Bulog agar bisa lebih banyak mendistribusikan beras SPHP ke pasar-pasar tradisional," ujar Sarwo Edhy di Bandarlampung, Kamis (7/3/2024).
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan, sebab hampir 80 persen masyarakat Indonesia banyak berbelanja kebutuhan pokoknya ke pasar tradisional.
"Artinya kalau pasar tradisional didistribusikan beras SPHP lebih banyak, maka harga pangan tidak akan terlalu bergejolak," katanya.
Dia menjelaskan meskipun begitu beras SPHP pun masih boleh didistribusikan di pasar modern, akan tetapi rasionya haruslah lebih banyak di pasar tradisional.
"Boleh juga dilakukan distribusi di pasar modern, tapi harus lebih banyak di pasar tradisional jumlahnya. Kalau bisa grosir yang dititipkan beras SPHP bisa meningkat, sehingga otomatis harga beras akan turun," ucap dia.
Menurut dia, pihaknya pun akan terus melakukan pengawasan atas ketersediaan beras bagi masyarakat terutama distribusinya di pasar tradisional.
Selain itu ia pun meminta agar penyaluran bantuan beras sebesar 10 kilogram per keluarga penerima manfaat (KPM) dapat diawasi secara bersama-sama.
"Lalu untuk bantuan pangan mohon di awasi bersama agar penyalurannya bisa tepat sasaran, sebab sudah dimulai sejak Januari-Maret ini untuk 22 juta orang KPM," tambahnya.
Tanggapan serupa pun dikatakan oleh Ketua Komisi IV DPR RI Sudin.
"Saya mengingatkan kembali kepada Bulog Lampung ataupun pusat, agar memperbanyak distribusi beras SPHP di pasar tradisional, sebab BPS tidak menghitung untuk inflasi dan kenaikan harga di pasar modern tapi semua perhitungan dari pasar tradisional," kata Sudin.
Dia mengharapkan dengan adanya penyaluran beras SPHP yang makin banyak di pasar tradisional, dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2024.