Kamis 07 Mar 2024 22:00 WIB

Menkeu Sebut 29,2 Juta Orang Belum Bisa Akses Pembiayaan Bank

Saat ini terdapat 121,7 juta UMKM yang telah mendapatkan akses pembiayaan.

Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) memberikan keterangan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (15/12/2023). Sri Mulyani menyebutkan APBN mengalami defisit Rp35 triliun sampai 12 Desember 2023 akibat realisasi belanja negara lebih besar dari realisasi pendapatan negara.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) memberikan keterangan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (15/12/2023). Sri Mulyani menyebutkan APBN mengalami defisit Rp35 triliun sampai 12 Desember 2023 akibat realisasi belanja negara lebih besar dari realisasi pendapatan negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengamanatkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) untuk meningkatkan akses nasabah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Pasalnya, masih ada 29,2 juta orang yang tidak memiliki akses pembiayaan.

Baca Juga

“Saya harap BRI bisa menembus 29 juta orang yang belum mendapatkan akses pembiayaan. Sebanyak 15 juta mungkin belum cukup, mungkin harus menjadi 45 juta sehingga kita bisa memberikan akses kepada semua orang,” kata Sri Mulyani dalam kegiatan BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Sri Mulyani menjelaskan saat ini terdapat 121,7 juta UMKM yang telah mendapatkan akses pembiayaan. Sebanyak 40 juta UMKM mengakses pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), 20 juta melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR), 35 juta melalui lembaga keuangan khusus, 7,6 juta melalui BLU pengelolaan dana Umi, dan 17 juta lainnya dari P2P lending.

Diketahui, penyaluran kredit BRI pada 2023 tercatat sebesar Rp1.266,4 triliun pada 2023, tumbuh 11,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Penyaluran kredit pada seluruh segmen tumbuh positif. Kredit pada segmen mikro tercatat tumbuh 10,9 persen yoy menjadi Rp 611,2 triliun.

Sementara segmen konsumer tumbuh 13,4 persen yoy menjadi Rp190 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,6 persen yoy menjadi Rp267,5 triliun, dan segmen korporasi tumbuh 13,8 persen yoy menjadi Rp197,7 triliun.

Dengan demikian, total portofolio kredit UMKM BRI mencapai 84,4 persen dari total penyaluran kredit, atau setara dengan Rp1.068,7 triliun.

BRI mengincar pertumbuhan penyaluran kredit mencapai 12 persen pada tahun ini. Target tersebut menimbang pertumbuhan kredit perseroan pada 2023 mencapai 11,2 persen.

Untuk mencapai target tersebut, BRI akan tetap fokus pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Perseroan berencana untuk menyasar segmen yang lebih dalam lagi, yakni segmen ultra mikro, untuk membuka sumber penyaluran kredit baru.

Di samping memperluas sumber pertumbuhan, perseroan juga bakal memastikan pencadangan dana tetap memadai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement