REPUBLIKA.CO.ID, Beirut (ANTARA) - Israel telah menetapkan 15 Maret sebagai batas waktu bagi penyelesaian politik dengan Lebanon. Koran Al Akhbar pada Kamis (7/3/2024) menyebutkan Israel akan meningkatkan pertempuran di perbatasan dengan Hizbullah menjadi perang jika konflik tak selesai.
Surat kabar Lebanon tersebut menyebutkan Tel Aviv mengatakan kepada mediator bahwa pihaknya akan melakukan perang skala penuh di Lebanon jika tidak ada kesepakatan yang membuat Hizbullah keluar dari perbatasan hingga 15 Maret.
Sebelumnya pada Rabu (6/3/2024), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada utusan khusus Amerika Serikat Amos Hochstein bahwa pertempuran lintas batas dengan Hizbullah akan membuat Israel memutuskan melakukan tindakan militer di Lebanon.
Surat kabar Al Akhbar, dengan mengutip pejabat-pejabat Barat, mengatakan Hochstein tidak yakin pertempuran lintas batas antara Hizbullah dengan Israel dapat dihentikan sebelum perjanjian gencatan senjata tercapai di Jalur Gaza. Pada Senin (4/3/2024), Hochstein mengatakan gencatan senjata di Jalur Gaza mungkin tidak serta merta menghentikan pertempuran lintas batas antara tentara Israel dan Hizbullah.
Belum ada pernyataan dari Hizbullah atau otoritas Lebanon mengenai laporan tersebut.
Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah. Pertempuran itu merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.
Ketegangan di perbatasan itu terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 30.800 orang, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sedikitnya 300 orang diperkirakan tewas dalam serangan Israel di Lebanon sejak bentrokan pertama kali meletus Oktober lalu. Sementara, hampir 20 warga Israel juga telah terbunuh, menurut data Israel.