Jumat 08 Mar 2024 07:12 WIB

Pekerja Kemanusiaan: Perang Gaza adalah Krisis Terburuk

Jean-Pierre Delomier telah melihat semua konflik dan bencana di seluruh dunia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pengungsi Palestina memegang mangkuk kosong saat berbaris untuk menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, (7/3/2024).
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Pengungsi Palestina memegang mangkuk kosong saat berbaris untuk menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, (7/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pekerja kemanusiaan veteran Jean-Pierre Delomier mengatakan selama beberapa dekade terakhir ia melihat semua konflik dan bencana di seluruh dunia. Namun menurutnya sejauh ini perang Gaza yang "terburuk."

Pulang setelah misi delapan hari di selatan pemukiman yang dikepung itu, deputi direktur Handicap International – Humanity & Inclusion (HI) mengatakan ia tertegun. Dikutip dari Aljazirah, Kamis (8/3/2024) Delomier mengatakan ia tidak pernah melihat kombinasi "pengeboman di populasi sangat padat penduduk dan penutupan wilayah, dan hampir sama sekali tidak ada akses untuk bantuan kemanusiaan."

Baca Juga

PBB memperingatkan lonjakan kelaparan dan semakin mendesak pihak berwenang Israel untuk membiarkan dan memastikan bantuan keamanan yang sangat dibutuhkan untuk dapat masuk ke Gaza. PBB mengatakan bantuan-bantuan itu sudah tersedia di dalam truk-truk yang sedang menunggu diizinkan masuk di perbatasan Mesir.

"Saya melihat antrian empat baris truk berkilo-kilo meter, semua menunggu untuk dapat masuk Gaza," kata Delomier. "Pesawat-pesawat terbang untuk menjatuhkan beberapa palet, sementara di belakang [pagar perbatasan] ada berkilo-kilometer palet yang menunggu untuk masuk," katanya.

Sebelumnya dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan sementara Inggris menjajaki opsi-opsi udara dan laut untuk memasukkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza, cara yang paling efektif untuk segera meringankan penderitaan warga Palestina adalah dengan membawa bantuan melalui jalan-jalan yang ada.

"Tidak ada yang boleh mengalihkan perhatian kita dari fakta bahwa, pada akhirnya, jika kita ingin menghindari kelaparan, jika kita ingin menghindari penyakit, jika kita ingin membantu orang-orang di Gaza, kita membutuhkan 500 truk per hari," kata Cameron kepada para wartawan.

Ia juga menyerukan diakhirnya konflik antara organisasi-organisasi dengan tentara Israel. Sejumlah insiden dalam dua pekan terakhir membuat konvoi bantuan menjadi sasaran serangan Israel yang mengakibatkan ratusan warga Palestina tewas dan terluka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement