REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 235 petani sawit yang berasal dari Jambi dan Sumatera Barat antusias mengikuti program pelatihan dan bimbingan teknis pola kemitraan yang diselenggarakan Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo yang berkolaborasi dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Inti Rakyat (Aspekpir). Program bimbingan teknis peremajaan sawit rakyat (PSR) pola kemitraan ini merupakan salah satu program strategis nasional (PSN).
Direktur Produksi dan Pengembangan Holding PTPN III (Persero), Mahmudi, menjelaskan PTPN mendukung pertumbuhan perkebunan Indonesia melalui program strategis nasional dengan menaikkan target produksi CPO (crude palm oil) dan minyak goreng. Ia juga menyebutkan 120 ribu petani dan keluarga akan terbantu dari program penanaman kembali (replanting plasma).
Sebagai perusahaan pelat merah, PTPN tidak hanya fokus mencari keuntungan, melainkan juga menjadi agen pembangunan yang mengakselerasi peremajaan sawit rakyat. Program PSR merupakan salah satu amanah Program Strategis Nasional yang harus diwujudkan dengan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan petani sawit. "Pembentukan PTPN IV PalmCo Desember tahun lalu akan berperan mengakselerasi PSR,” kata Mahmudi.
Gubernur Jambi, Al Haris, mengapresiasi program yang diinisiasi langsung oleh Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa serta Aspekpir itu. Ia menyatakan Pemprov Jambi mendukung penuh program yang sebelumnya juga sukses dilaksanakan di Riau ini serta sekarang sedang berlangsung di Kalimantan.
"Program ini akan sangat bermanfaat bagi petani, terutama dakam menambah wawasan dalam melaksanakan praktik perkebunan berkelanjutan," kata Al Haris.
Al Haris berharap PTPN IV Regional 4 Jambi juga dapat kembali menjalin kemitraan dengan beberapa KUD yang sebelumnya merupakan binaan perusahaan. “Dari 22 KUD, 8 masih bekerja sama. Harapannya untuk KUD yang lain bisa kembali dijalin kemitraan dengan PTPN,” ujarnya berharap.
Menurut Al Haris potensi PSR di Jambi cukup besar. Ia menjelaskan secara keseluruhan provinsi yang berbatasan dengan Riau dan Sumatra Barat ini memiliki luas perkebunan sawit mencapai 1,2 juta hektare.
Namun, ia mengakui petanis sawit memili keterbatasan dan ketidakseragaman dalam melaksanakan praktik perkebunan berkelanjutan. "Provinsi Jambi memiliki 1,2 juta lahan sawit dengan jumlah petani yang menyebar dimana-mana. Tetapi dengan pemahaman yang berbeda, ada yang lebih paham, kurang paham bahkan tidak paham," ujarnya.
Untuk itu, ia menjelaskan program Bimtek ini bisa membuat petani sawit meningkatkan kemampuan serta pemahaman. Mulai dari pemilihan bibit sawit yang unggul, pemanfaatan lahan dan penggunaan pupuk agar lebih produktif, serta perawatan yang ramah lingkungan.