REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, Jawa Timur, meluncurkan kartu pintar khusus untuk santri sebagai upaya mendukung program pembayaran nontunai di lingkungan pesantren sehingga turut serta memudahkan mereka dalam belanja kebutuhan.
Ketua Yayasan Wali Barokah Kiai Achmad Fawwas Abdul Aziz mengemukakan peluncuran kartu pintar ini merupakan inovasi baru. Penggunaan kartu pintar ini mendukung program gerakan nontunai sekaligus untuk mengontrol uang keuangan anak di pesantren dan memudahkan orang tua mengirim uang kepada anaknya di pesantren.
"Dengan kartu pintar ini, di pesantren tidak hanya memperbaharui sistem, tetapi juga meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi santri, orang tua dan pengurus pondok," katanya di Kediri, Kamis (8/3/2024).
Ia menambahkan bagi pesantren pemanfaatan kartu pintar ini juga banyak manfaatnya, yakni memudahkan merekap dan mengontrol presensi santri, mengajarkan hemat pada santri karena ada limit pemakaian serta membantu menanggulangi kasus kehilangan dan penyalahgunaan uang.
Sedangkan bagi santri, mempermudah mereka menerima kiriman uang dari orang tua, lebih aman karena tidak membawa uang tunai, mempermudah melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dan belanja, mendorong santri bijak mengelola keuangan serta belajar mengenal teknologi kartu pintar.
Pihaknya menambahkan, penerapan program ini dilakukan secara tahap. Pesantren telah melakukan uji coba sejak 2021 dan saat ini secara resmi diluncurkan.
"Dari 2021 akhir kami melakukan uji coba. Baru sekarang, 1-2 bulan terakhir berjalan tanpa kendala," kata dia.
Sementara itu, perwakilan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) Emir Syafial yang terlibat dalam program itu mengatakan penggunaan kartu pintar di Pesantren Wali Barokah Kediri ini sangat inovatif dan bermanfaat.
Pihaknya berharap, terobosan ini turut diterapkan di pondok-pondok pesantren lain terutama dalam lingkup yayasan Wali Barokah dan juga pondok pesantren lain di Kota Kediri.
"Ke depannya digitalisasi akan makin meluas. Kami ingin memberikan edukasi kepada pondok pesantren tentang digitalisasi dan ini adalah pengenalan awal," kata Emir Syafial.
Ia juga menambahkan selain pondok pesantren, sejumlah sekolah Islam terpadu di Kediri juga sudah mulai ikut menerapkan hal serupa. Pemanfaatan kartu itu positif, sebab turut serta mengedukasi pelajar untuk pemanfaatan uang secara terencana.
Salah seorang wali santri, Fawwas mengatakan program ini sangat bermanfaat bagi wali santri maupun santri sendiri. Dengan kartu pintar ini turut serta memininalisasi terjadinya penyalahgunaan uang saku santri.
"Kami berharap dengan penggunaan kartu pintar ini, di pesantren tidak hanya memperbarui sistem, tetapi juga meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi santri, orang tua, dan pengurus pondok," kata Fawwas.