Jumat 08 Mar 2024 20:59 WIB

Arti Keragaman untuk Keberlangsungan Indonesia

Keragaman merupakan inti dari budaya Indonesia.

Ilustrasi budaya Indonesia.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi budaya Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum mengatakan bahwa keragaman merupakan inti dari budaya Indonesia, sebagaimana tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

"Keberagaman ini juga dipengaruhi oleh lingkungan alam setempat, menunjukkan cara masyarakat berinteraksi dengan flora dan fauna yang khas di sekitarnya," kata Bondan Kanumoyoso di Depok, Kamis (7/3/2024).

Baca Juga

Menurut Bondan, budaya Indonesia juga selalu berkembang berdasarkan interaksi antarmasyarakat, membaur dari berbagai pengaruh luar (terutama India, Islam, dan barat).

Hasil pengaruh budaya dari dalam dan luar negeri membuat keragaman menjadi pandangan dunia bangsa Indonesia. Ia menggarisbawahi bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang sedang belajar, artinya masih dalam proses pembentukan menuju jati dirinya.

Oleh karena itu, sistem kebudayaan Indonesia saat ini tengah melakukan berbagai percobaan untuk meninjau seberapa jauh nilai-nilai lama dapat dipertahankan, dan seberapa jauh pengaruh luar dapat diterima.

Selain itu, Bondan menekankan bahwa kebudayaan merupakan salah satu kekuatan Indonesia, terlihat dari minat tinggi masyarakat dunia untuk mempelajari kebudayaan Indonesia.

Menurutnya dari seluruh Massive Open Online Courses (MOOCs) yang ditawarkan UI, MOOCs dengan peserta terbanyak adalah yang membicarakan tentang kebudayaan Indonesia.

MOOCs kebudayaan Indonesia yang ditawarkan FIB UI berhasil menggaet ribuan peserta yang merupakan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia, membuktikan bahwa aspek yang paling menonjol tentang Indonesia bagi masyarakat dunia adalah budayanya.

Ketertarikan masyarakat global mempelajari budaya Indonesia melalui MOOCs membuktikan bahwa peran perguruan tinggi dalam mempromosikan budaya sangat besar.

Sementara itu Dekan FISIP UI, Aji mengemukakan bahwa universitas memiliki dua peran dalam memajukan kebudayaan, yaitu peran klasik dan peran kritis. Peran klasik artinya melakukan riset dan dokumentasi, misalnya mengumpulkan seluruh tradisi yang terancam punah.

Selain itu, kampus berperan memberikan pendidikan budaya, pemahaman multikultural, kolaborasi internasional, dan mengembangkan praktik diplomasi budaya.

Namun, Aji berharap seluruh kampus di Indonesia lebih mengedepankan peran kritis dengan lebih terlibat dalam dinamika komunitas, misalnya dengan mengembangkan budaya untuk menjawab masalah-masalah sosial.

Kampus juga tidak hanya bertugas melestarikan seni tradisional masa lalu, tetapi aktif berinovasi dalam pengembangan budaya kontemporer.

Menurutnya, kebudayaan bukanlah bagian dari warisan masa lalu saja, tetapi adalah aspek kreatif yang ada di masa kini. Dengan kecepatan teknologi saat ini generasi muda lebih terbuka terhadap globalisasi dan nilai universalitas.

Untuk itu, kampus harus mengajak mahasiswa berpikir kritis untuk menggali kembali makna negara dan bangsa Indonesia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement