REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu pagi yang mendung enam tahun yang lalu, Mohammad Ridhwan Mohd Yazid sedang dalam perjalanan pulang ke pesisir selatan Johor, Malaysia, ketika perahu nelayan kecilnya terjebak dalam badai yang tiba-tiba datang.
Dalam hitungan menit, angin selatan yang tenang di bulan Maret berubah menjadi angin kencang yang menghantam perahunya, serta menghempaskan dirinya dan hasil tangkapannya hari itu ke udara.
Sendirian dan berjarak sekitar satu kilometer dari pantai barat laut Singapura, Ridhwan mendarat kembali ke perahu di dekat mesinnya dan segera berbelok ke daratan.
"Saya tidak peduli bahwa saya kehilangan separuh dari hasil tangkapan saya hari itu. Saya hanya ingin pulang," kata pria berusia 30 tahun ini kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara di dermaga pantai di Pendas, sebuah desa nelayan di negara bagian selatan Malaysia, Johor.