REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Asosiasi Riset Oponi Publik (Aropi), Sunarto Ciptoharjo, mengatakan mayoritas pemilih pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, percaya dengan lembaga survei, berikut hasil survei dan hasil quick count atau hitung cepat. Cipto menyebut survei Aropi, memperlihatkan tingkat kepercayaan pemilih Prabowo-Gibran terhadap lembaga survei sebanyak 87,0 persen dan kurang percaya sebesar 10,4 persen.
Sementara pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, hanya 59 persen yang mempercayai lembaga survei. Selebihnya 41,0 persen kurang percaya terhadap lembaga survei. Lalu pemilih pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang percaya lembaga survei hanya 69,3 persen.
Sisanya 29,1 persen tidak percaya lembaga survei. “Mayoritas pemilih percaya lembaga survei. Tapi tingkat kepercayaan paling tinggi ada pada pemilih pasangan Prabowo-Gibran,” kata Sunarto, di Hotel Arya Duta, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Secara keseluruhan, Sunarto mengatakan pada Pemilu 2024 ini, tingkat kepercayaan publik terhadap Lembaga Survei baik dalam melakukan survei elektabilitas maupun quick count atau hitung cepat mengalami peningkatan. Saat ini menurut survei Aropi, tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga survei adalah 75,4 persen.
Angka ini kata Sunarto meningkat dibandingkan Pemilu 2019 di mana kepercayaan publik kepada lembaga survei saat itu adalah 67,8 persen. “Ini menunjukkan perkembangan menarik lagi lembaga survei di Indonesia. Di mana sudah banyak yang menjadikan survei dan quick count sebagai rujukan,” kata Sunarto, di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Sunarto menjelaskan survei ini dilakukan 26 Januari 2024 sampai 6 Februari 2024 lalu. Survei ini dilakukan dengan teknik pengambilan data wawancara tatap muka dan margin off error 2,9 persen. Survei melibatkan 1.200 responden dan metode multistage random sampling.
Sunarto menambahkan kepercayaan terhadap lembaga survei juga tergantung kepada tingkat pendidikan dan ekonomi pemilih. Menurut dia, kenapa pemilih Anies-Muhaimin memiliki tingkat kepercayaan kepada lembaga survei terbilang rendah karena survei-survei sebelumnya menyebutkan pemilih Amin memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan menengah ke atas.
“Tingkat pendidikan mempengaruhi kekritisan terhadap hasil yang dirilis lembaga survei,” ujar Sunarto.