REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang terbiasa memakai obat kumur sebagai bagian dari rutinitas perawatan gigi sehari-hari. Obat kumur kerap dipakai untuk untuk menyegarkan napas dan mencegah kerusakan gigi.
Terlepas dari manfaatnya, bukti baru menunjukkan bahwa obat kumur memiliki bahaya yang cukup besar. Penelitian telah menemukan bahwa obat kumur antiseptik dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi dan kondisi medis lainnya, sementara sifat pembunuh bakterinya diduga menjadi penyebabnya.
Penggunaan antibiotik diketahui dapat mengganggu mikrobioma usus, yakni koloni mikroba termasuk bakteri yang berperan penting dalam sistem pencernaan dan kekebalan tubuh dengan memusnahkan bakteri baik dan jahat. Kini, perhatian beralih ke mikrobioma mulut, yaitu koloni mikroba yang beragam di mulut.
Peneliti mengungkap bagaimana penggunaan obat kumur dapat memusnahkan beberapa bakteri baik yang membantu melindungi tubuh terhadap kondisi seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
"Mulut kita dipenuhi dengan ratusan spesies bakteri dan meskipun beberapa di antaranya menyebabkan plak dan pembusukan, sebagian lainnya sebenarnya sangat baik untuk kesehatan dan bertanggung jawab atas proses yang cukup kompleks di dalam tubuh," kata profesor dari Dental Education and Research Universitas Plymouth, drg Zoe Brookes.
Misalnya, ada bakteri yang hidup di lidah yang mengubah nitrat dari makanan menjadi nitrit yang kemudian diubah menjadi oksida nitrat di usus (oksida nitrat secara efektif memberi tahu pembuluh darah untuk rileks), menjaga tekanan darah tetap baik dan rendah.
"Sejumlah penelitian menemukan bahwa penggunaan obat kumur, terutama produk yang mengandung antiseptik klorheksidin, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, terutama pada orang yang sudah mengalami hipertensi," kata drg Brookes, yang memimpin penelitian pada 2020 tentang efek obat kumur pada mikrobioma mulut.
Sebuah studi tahun 2019 di Universitas Puerto Rico menemukan orang yang menggunakan obat kumur dua kali sehari atau lebih memiliki risiko lebih besar terkena tekanan darah tinggi dibandingkan dengan orang yang lebih jarang menggunakannya.
Lalu, sebuah penelitian pada 2017, yang dilakukan oleh kelompok penelitian yang sama yang berbasis di Puerto Rico, menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan dan menggunakan obat kumur yang dijual bebas setidaknya dua kali sehari memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 50 persen selama periode tiga tahun. Itu jika dibandingkan dengan orang yang kelebihan berat badan yang bukan pengguna obat kumur.