REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Bupati Demak Eisti'anah mengungkapkan luas lahan tanaman padi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang dipanen mencapai 19.710 hektare atau 40,39 persen dari total lahan tanaman padi seluas 48.791 hektare. "Dari 40,39 persen luas lahan yang dipanen jumlah produksinya berkisar 151.000 ton gabah kering panen," ujarnya ditemui usai melakukan panen tanaman padi di Desa Raji, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jumat (8/3/2024).
Ia memperkirakan semua lahan tanaman padi di Kabupaten Demak selesai dipanen pada bulan April 2024. Jika semua lahan tanaman padi seluas 48.791 hektare pada musim tanam pertama ini dipanen, maka total produksinya berkisar 560.000 ton gabah kering panen. Terkait dengan dampak banjir yang terjadi pada bulan Februari 2024, diakui memang sangat berdampak karena tercatat 3.280 hektare tanaman padi siap panen mengalami puso.
"Padahal, ada yang mau dipanen dalam waktu sepekan, namun tergenang banjir," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengakui, optimistis bahwa total produksi beras di Kabupaten Demak pada tahun 2024 tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Demak. Karena selama ini, Kabupaten Demak selalu surplus beras.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan menambahkan bahwa musim panen tanaman padi diperkirakan akan berakhir pada bulan April 2024. Hal itu, kata dia, disebabkan karena terdapat beberapa kecamatan yang tanamannya mundur dari jadwal, dari rencana bulan November 2023, mundur menjadi Desember 2023 dan ada yang baru mulai Januari 2024.
"Mudah-mudahan saat dipanen tidak ada serangan hama, sehingga petani tidak mengalami kerugian karena harga jual gabahnya saat ini juga mulai turun," ujarnya.
Ia berdoa semoga harga jual gabah kering panen tidak turun lagi, karena pekan ini harga jualnya sudah turun dari sebelumnya mencapai Rp8.400 per kilogram, kini menjadi Rp7.000-an per kg.