REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Selatan beserta mitranya mengaktifkan pemantauan harga sembako menjelang bulan suci Ramadan 1445 Hijriah.

"Salah satu peran TPID itu mengendalikan inflasi daerah, dengan mengaktifkan pemantauan di lapangan dengan menggandeng mitra," kata Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Makassar, Jumat (8/3/2024), ketika menanggapi kondisi fluktuasi harga sembako di pasaran.

Dia mengatakan dengan pantauan lapangan maka akan diketahui penyebab utama yang memicu kenaikan harga. Setelah itu dicarikan solusinya, misalnya kenaikan harga cabai, maka harus menggiatkan menanam cabai dengan memanfaatkan pekarangan rumah.

Menurut Bahtiar, masyarakat harus dapat melihat potensi ekonomi yang patut dikembangkan di sekitarnya seperti tanaman pisang yang memiliki peluang ekspor.

Mengenai kenaikan harga beras di pasaran, dia mengatakan selain dapat dilakukan Operasi Pasar (OP), juga langkah akhir yang dapat ditempuh dengan memberikan bantuan pangan dari dana kebencanaan.

Versi pedagang, kenaikan harga beras sudah terjadi pada awal Januari 2024.

Menurut Ahmad Saleh, pedagang beras di Pasar Terong, Makassar, harga beras premium saat ini sudah mencapai Rp 17 ribu per kilogram, sedang harga beras medium menembus harga Rp 14 ribu per kg.

"Umumnya beras dipasok dari Kabupaten Sidrap dan kalau sebelumnya masih bisa mendapatkan dua mobil beras, kini sisa satu mobil saja," katanya.

Hal itu karena pasokan dibatasi dan sebagian pedagang pengumpul yang mengantarpulaukan stok beras yang diperolehnya dari petani.

Terpopuler

01 January 1970, 07:00