REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hasil penghitungan suara Pemilu 2024 oleh KPU Kabupaten Bandung telah resmi diumumkan, dan sekaligus perhitungan raihan kursi masing-masing partai politik di DPRD Kabupaten Bandung melalui formula Sainte Lague dengan pembagi 1 : 3 : 5 : 7 telah ditetapkan.
Menanggapi hasil Pileg 2024 di Kabupaten Bandung ini, pengamat politik dan pemerintahan Universitas Nurtanio Kabupaten Bandung, Djamu Kertabudi menilai hasilnya cukup menakjubkan. Sebab, kata Djamu, dari pemilu ke pemilu Kabupaten Bandung, selalu menjadi milik Partai Golongan Karya (Golkar), bak tak tergantikan.
"Kini hegemoni politik Golkar di Kabupaten Bandung mulai tergeser oleh kekuatan baru Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai "Sang Jawara Baru", kata Djamu saat dimintai pendapatnya, Ahad (10/3/2024).
Yang lebih fantastis, imbuh Djamu, kenaikan kursi di DPRD partai ini dari sebelumnya 6 kursi, sekaligus tidak memiliki perwakilan pimpinan DPRD, namun pada hasil pemilu 2024 ini menjadi 12 kursi sebagai kursi terbanyak.
"Secara otomatis jabatan Ketua DPRD Kabupaten Bandung akan diraih PKB," ujar Djamu. Sehingga komposisi Pimpinan DPRD periode 2024-2029 akan terdiri dari Ketua DPRD: PKB (12 kursi); Wakil Ketua I: Golkar (9 kursi); Wakil Ketua II : PKS (7 kursi), dan Wakil Ketua III: Demokrat (7 kursi).
Menurut Djamu, kemenangan besar PKB di Kabupaten Bandung ini tidak terlepas dari peran dua figur sentral sebagai faktor determinan. Pertama, Dr. H. M. Dadang Supriatna, S.Ip. M.Si yang dikenal sebagai Kang DS, Bupati Bandung.
"Sebenarnya beliau ini dengan diberlakukannya Sistem Pilkada Serentak Nasional 2024, hak konstitusionalnya sebagai Bupati Bandung sangat dirugikan, yaitu dari masa jabatan yang seharusnya 5 tahun menjadi 3 tahun lebih," ungkap Djamu.
Maka dari itu, kata dia, dalam menjalankan visi misinya "all out" tidak kenal lelah secara terus menerus bersilaturahmi dengan masyarakat bawah. Sekaligus menyampaikan program yang bersentuhan dengan masyarakat banyak yang dikenal dengan program "Bunga Desa", " Rembug Bedas" dan lainnya, yang berisi bantuan pembangunan fisik, pemberdayaan masyarakat, dan dialog terbuka untuk menentukan solusi dari permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.
Di samping itu, berbagai penghargaan atas kinerja pemerintahan, baik dari dunia internasional dan nasional setidaknya berpengaruh terhadap "brandimage" Kang DS di mata masyarakat yang unik, dalam kapasitas sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung.
"Kang DS ini tidak melakukan kampanye secara langsung. Hal ini diserahkan kepada kader PKB masing-masing," ujar Djamu.
Figur kedua menurutnya adalah Dr. H. Cucun Ahmad Syamsurijal, S. Ag. M. Ap, putra daerah Kabupaten Bandung yang selama ini menjabat Ketua Fraksi PKB DPR-RI. Cucun selalu menyampaikan secara aktif tentang program pemberdayaan rakyat dan berbagai kebijakan nasional. Akhirnya dalam kapasitasnya sebagai calon legislatif 2024 telah memperoleh suara terbanyak di atas kandidat lainnya dari partai yang berbeda di Dapil Jabar II.
Dengan gambaran di atas, Djamu mengatakan konfigurasi politik Kabupaten Bandung yang berubah signifikan ini akan mewarnai dinamika perubahan kekuatan politik menjelang kontestasi Pilkada 2024, yang saat ini KPU Kabupaten Bandung sudah memulai menjalankan tahapan pilkada secara berkesinambungan. Berdasar UU No. 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, bahwa pemungutan suara telah ditetapkan pada 27 Nopember 2024 mendatang.
"Prediksi saya, seusai penghitungan suara Pemilu 2024 tuntas, maka figur yang berniat mengikuti kontestasi pilkada ini akan mulai bermunculan. Partai politik sudah barang tentu mulai mengelus-ngelus jagonya," ungkap Djamu.
Ia mengatakan, seyogyanya Kang DS sebagai petahana tampil kedua kalinya untuk mentuntaskan visi misinya. Partai Golkar dari sejak awal sudah menugaskan kadernya yaitu Sugiharto dan Sahrul Gunawan untuk melakukan sosialisasi semestinya.
Di samping itu konon PDI Perjuangan sedang mengelus figur dari latar belakang pesohor yang saat ini menjadi caleg DPR-RI, dan PKS seperti biasanya akan mengusung kadernya sendiri.