REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua menyebutkan wisata lintas batas dapat menjadi salah satu potensi sumber pertumbuhan baru. Apalagi kini Pemerintah Indonesia telah melakukan kerja sama antar dua negara.
Kepala Tim Perumusan KEKDA Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua Agni Alam Awirya di Jayapura, Ahad (10/3/2024), mengatakan, potensi pengembangan wisata lintas batas relatif besar. Hanya saja pemda setempat perlu meningkatkan kegiatan ekonomi lintas batas negara.
"Di Tanah Papua ada beberapa kabupaten yang memiliki pos lintas batas namun yang lebih ramai yakni Perbatasan RI – PNG di Skouw untuk itu diharapkan Pemerintah Provinsi Papua terus meningkatkan kegiatan yang melibatkan dua negara," katanya.
Menurut Agni, berdasarkan temuan pengembangan komoditas yang dipasarkan masih terhambat kualitas permintaan padahal mayoritas konsumen menyatakan barang yang dijual di wilayah Indonesia cukup lengkap.
"Untuk itu sebagian besar ada pedagang yang ingin ekspansi ke PNG karena melihat peluang menjual di daerah tersebut cukup menjanjikan," ujarnya.
Dia menjelaskan belum lagi pengunjung Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skow ini sebagian besar Warga Negara Indonesia yang bersedia menambah biaya hingga Rp 945.000,00 berwisata ke wilayah PNG untuk itu diharapkan ke depan potensi pengembangan wisata lintas batas dapat dioptimalkan sehingga memberikan hasil atau dampak yang signifikan.
Dia menambahkan, pihaknya berharap agar potensi wisata lintas batas ini menjadi perhatian Pemerintah daerah agar ke depan bisa di garap lebih masif lagi sehingga memberikan dampak pada pendapatan daerah.