Senin 11 Mar 2024 19:05 WIB

Waw, Ekspor Industri Perhiasan Naik 67,7 Persen pada 2023

Nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga tembus 547,5 juta dolar AS.

Red: Lida Puspaningtyas
Karyawan menunjukkan koleksi emas perhiasan di Galeri24 Pegadaian, Jakarta Selasa (11/1/2022). Komoditas emas menjadi salah satu alternatif instrumen investasi yang prospektif pada 2024 lantaran dinilai lebih stabil. Hal ini dilihat dari karakteristik emas yang nilainya cenderung stabil di tengah perkembangan kondisi perekonomian global yang masih serba tidak pasti.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menunjukkan koleksi emas perhiasan di Galeri24 Pegadaian, Jakarta Selasa (11/1/2022). Komoditas emas menjadi salah satu alternatif instrumen investasi yang prospektif pada 2024 lantaran dinilai lebih stabil. Hal ini dilihat dari karakteristik emas yang nilainya cenderung stabil di tengah perkembangan kondisi perekonomian global yang masih serba tidak pasti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri perhiasan di dalam negeri masih berpotensi besar bersaing di kancah global. Kekuatan sektor itu didukung oleh kreativitas dan inovasi dari para perajin yang mampu menghasilkan beragam produk perhiasan sesuai tren dan selera pasar yang sedang berkembang.

“Selama ini, kinerja ekspor industri perhiasan cukup signfikan sehingga menjadi salah satu kontributor penting terhadap penerimaan devisa negara. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian bertekad terus mendorong pengembangan industri perhiasan di dalam negeri agar semakin berdaya saing global,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Ahad (10/3/2024).

Baca Juga

Peluang bisnis industri perhiasan, kata dia, masih prospektif seiring meningkatnya tren penggunaan perhiasan pada aktivitas masyarakat dalam kesehariannya. Desain perhiasan yang dihasilkan para perajin lokal, lanjutnya, juga semakin beragam sesuai permintaan pasar.

Kemenperin mencatat, nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga dari Indonesia menembus 547,5 juta dolar AS pada Desember 2023. Angka tersebut meningkat 67,7 persen year on year (yoy) dibandingkan capaian pada Desember 2022 yang sebesar 326 juta dolar AS.

“Peningkatan ini menunjukkan, sektor industri perhiasan Indonesia memiliki peluang terus tumbuh dan berkembang di pasar internasional,” tutur Reni.

Ia menambahkan, sebagai pembina, Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin berperan melaksanakan berbagai program pengembangan industri perhiasan di Tanah Air.

 Salah satunya dengan memfasilitasi pelaku industri perhiasan nasional berpartisipasi dalam pameran berskala internasional, seperti Jakarta International Jewellery Fair 2024 yang digelar pada 7-10 Maret 2024 di Jakarta. Dari total 140 peserta yang terlibat dalam pameran ini, 20 pelaku usaha di antaranya merupakan perajin perhiasan binaan Ditjen IKMA.

Adapun nama atau brand industri perhiasan yang difasilitasi, yaitu Samara Collection, Kemayu Jewellery, Rockologist, Mahkota Jewelry, Lura Jewels Indonesia, Fahmi Accessories, Al Banjari, Permata Park, Runa, Lykastory, Mardiana Silver, Nbee Stone & Silver. Selain itu, Diftria Art Crafting, Rumah Perak Malang, Dinar Corporation, Queen Silver Lombok, Mutiara Lombok Waidah, dan Akram Mutiara Lombok.

“Dua industri perhiasaan lainnya berasal dari NTB, yaitu Lombok NTB Pearls dan Mutiara Adalah Kamu,” katanya.

Pameran Jakarta International Jewellery Fair rutin diadakan setiap tahun dan menjadi ajang bertemunya para pelaku industri perhiasan serta industri pendukungnya, mulai dari pabrikan, distributor, toko, perusahaan permesinan, desainer, dan perajin lokal skala kecil dan menengah, dengan para konsumen perhiasan.

Reni menilai, pameran ini dapat menjadi kesempatan yang baik untuk mempromosikan produk perhiasan dan produk pendukung lainnya, serta untuk menjalin kerja sama bisnis bagi semua stakeholder terkait di sektor industri perhiasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement