Senin 11 Mar 2024 21:00 WIB

Meksiko Alami Kelangkaan Air dan Kekeringan Ekstrem

Kelangkaan air di Meksiko belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu dekade.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Terjadi kelangkaan air yang belum pernah terjadi setidaknya dalam satu dekade terakhir.
Foto: AP/Emilio Morenatti
Terjadi kelangkaan air yang belum pernah terjadi setidaknya dalam satu dekade terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mexico City atau Kota Meksiko adalah rumah bagi hampir 22 juta jiwa. Namun kini, kota dengan populasi terpadat di dunia tersebut berada di ambang “day zero”, di mana kawasan itu tidak lagi memiliki cukup air untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.

Beberapa pejabat memiliki kekhawatiran bahwa “day zero” dapat terjadi dalam waktu dekat, yakni pada Juni dan September. Apalagi selama beberapa pekan, air di rumah-rumah masyarakat tidak lagi mengalir.

Baca Juga

"Terjadi kelangkaan air yang belum pernah terjadi setidaknya dalam satu dekade terakhir. Gym dan public space di Mexico City harus mulai membatasi jumlah tamu yang mandi dan menggunakan fasilitas mereka, karena banyak orang yang memanfaatkan keanggotaan mereka untuk menggunakan air di fasilitas tersebut,” demikian laporan contributor CBS, Enrique Acevedo.

Sejak Januari, pemerintah Meksiko juga telah melarang penduduknya untuk mencuci mobil. Taman dan rerumputan juga dilarang di siram, terkecuali tanaman agar tidak layu dan mati.

Arturo Gracia, yang mengelola sebuah kedai kopi di Meksiko, mengatakan bahwa dirinya harus membayar truk air untuk memasok air ke toilet dan kebutuhan lainnya.

"Hal ini sangat mempengaruhi kami. Dan saya rasa bukan hanya kami. Hal ini terjadi di beberapa kawasan,” kata Gracia seperti dilansir CBS, Senin (11/3/2024).

Masalah-masalah ini semakin parah ketika Meksiko berjuang melawan suhu tinggi pekan lalu. Sistem air Meksiko, SACMEX, mengatakan pada 27 Februari bahwa suhu tercatat mencapai hampir 29 derajat Celcius. Minggu ini, suhu diperkirakan akan mencapai hampir 32 derajat Celcius dengan cakupan awan yang minimal, menurut The Weather Channel.

Kondisi di kota Meksiko sangat buruk sehingga pada Selasa, sebuah bendungan air hujan yang biasanya sangat hijau mengalami kebakaran. 75 hektar lahan terbakar oleh api, dan pemadam kebakaran Meksiko mampu menjinakkan api pada sore hari.

Direktur SACMEX, Rafael Carmona, mengungkapkan bahwa ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kurangnya hujan menjadi faktor utama. Curah hujan di wilayah tersebut telah menurun selama empat sampai lima tahun terakhir, menyebabkan rendahnya penyimpanan air di bendungan-bendungan lokal.

“Kurangnya air secara keseluruhan dalam sistem pasokan, dikombinasikan dengan populasi yang tinggi, menciptakan sesuatu yang belum pernah kami alami selama pemerintahan ini, atau dalam pemerintahan sebelumnya," kata Carmona.

Sebagian besar wilayah Meksiko mengalami kekeringan, dengan banyak daerah mengalami tingkat kekeringan ekstrem dan luar biasa, menurut lembaga pemantau kekeringan di negara tersebut. Pada bulan Oktober, 75 persen wilayah negara ini mengalami kekeringan, sedangkan musim hujan di negara tersebut baru dimulai sekitar bulan Mei.

Selain kekeringan, menurut Acevedo, pengelolaan air yang buruk juga menjadi penyebab utama masalah ini. “Kami mengalami banyak kebocoran bawah tanah. Beberapa data menyebutkan bahwa hingga 40 persen air yang terbuang di kota ini berasal dari kebocoran bawah tanah. Ada juga beberapa kebocoran di perumahan," kata dia.

Di Valle de Bravo, sebuah daerah yang sering dikunjungi oleh orang-orang kaya, bendungan raksasa yang memasok air untuk sekitar 6 juta orang di dalam dan sekitar Kota Meksiko mulai mengering. Sementara ratusan danau dan bendungan buatan tetap terisi di properti-properti pribadi di daerah tersebut.

Sementara itu, tidak semua orang percaya “day zero” akan datang secepat ini. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan, pemerintah akan mampu meningkatkan pasokan air secukupnya untuk menghindari kejadian seperti itu tahun ini. Peneliti lain yakin hal ini mungkin terjadi di tahun-tahun mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement