Senin 11 Mar 2024 21:11 WIB

Perubahan Iklim, Kutub Utara Diprediksi Bisa tanpa Lautan Es 10 Tahun Mendatang

Penurunan es di Kutub Utara terus terjadi dampak dari perubahan iklim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Kutub Utara (Arktik) tidak akan memiliki lautan es sama sekali dalam 10 tahun ke depan.
Kutub Utara (Arktik) tidak akan memiliki lautan es sama sekali dalam 10 tahun ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian baru yang suram mengungkapkan bahwa Kutub Utara (Arktik) tidak akan memiliki lautan es sama sekali dalam 10 tahun ke depan. Para peneliti dari University of Colorado-Boulder mengindikasikan bahwa Kutub Utara dapat mengalami musim panas pertama tanpa es laut dalam beberapa tahun ke depan, jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Proyeksi ini menggarisbawahi penurunan es di laut Kutub Utara yang dapat mendahului kondisi bebas es selama satu bulan penuh pada pertengahan abad ke-21, dengan potensi kondisi bebas es selama beberapa bulan pada akhir abad ini tergantung pada emisi gas rumah kaca di masa depan.

Baca Juga

"Bebas es" dalam istilah Arktik didefinisikan ketika luas es di lautan turun di bawah satu juta kilometer persegi, sebuah penurunan dramatis dari jumlah minimum musiman tahun 1980-an yang berjumlah sekitar lima kali lipat. Saat ini, tutupan es laut minimum di Kutub Utara pada bulan September berkisar 3,3 juta kilometer persegi, tetapi jumlah ini terus menurun dengan cepat.

Para ilmuwan dari Institute of Arctic and Alpine Research di CU Boulder menganalisis proyeksi es laut yang ada dan model iklim komputasi untuk menilai perubahan harian di masa depan Kutub Utara. Temuan mereka menunjukkan bahwa Samudra Arktik dapat menyaksikan hari bebas es pertamanya pada akhir tahun 2020-an atau awal tahun 2030-an, terlepas dari skenario emisi.