Senin 11 Mar 2024 22:07 WIB

Warga Pandeglang Diimbau Waspada Dampah Pancaroba

Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang rawan bencana alam.

Dua siswa melihat kondisi ruang kelas yang atapnya roboh (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Dua siswa melihat kondisi ruang kelas yang atapnya roboh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, mengimbau masyarakat di daerah itu meningkatkan kewaspadaan dampak pancaroba dari musim hujan ke kemarau.

"Peringatan kewaspadaan itu untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Pandeglang Nana Mulyana saat meninjau jalan longsor di Desa Cilaban Bulan, Kecamatan Menes di Pandeglang, Senin (11/3/2024).

Baca Juga

Ruas jalan menghubungkan antara Kecamatan Menes, Saketi, dan Cisata longsor, akan tetapi tidak ada korban jiwa dan rumah warga dalam bencana alam. Ia mengatakan ruas jalan yang terdampak longsor di Kecamatan Menes dilakukan pendataan untuk selanjutnya dilaporkan kepada kepala daerah setempat guna tindak lanjut. 

Bencana alam yang menerjang jalan desa ini akibat cuaca ekstrem melanda daerah setempat dalam beberapa hari terakhir. Ia mengimbau masyarakat waspada terhadap dampak pancaroba yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir atau kilat.

"Kami minta warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam, seperti pegunungan, perbukitan, dan aliran sungai, waspada saat terjadi cuaca ekstrem selama masa pancaroba itu," kata Nana.

Ia menjelaskan sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang rawan bencana alam, karena kondisi alamnya terdapat pegunungan, perbukitan, daerah aliran sungai, serta pantai. Potensi bencana alam itu, di antaranya banjir, longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung, pohon roboh, dan gelombang tinggi.

"Kami minta warga tetap waspada dan jika cuaca buruk sebaiknya berlindung di lokasi aman dari terjangan bencana alam," katanya.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement