Selasa 12 Mar 2024 12:53 WIB

Remaja Amerika Merasa Damai Pergi tanpa Ponsel

Hampir tiga perempat remaja Amerika peserta survei merasa damai pergi tanpa ponsel

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Ponsel pintar. Survei terbaru dari Pew Research Center mengungkapkan, banyak remaja di Amerika Serikat (AS) merasa damai dan bahagia bepergian tanpa membawa ponsel pintar.
Foto: www.freepik.com.
Ponsel pintar. Survei terbaru dari Pew Research Center mengungkapkan, banyak remaja di Amerika Serikat (AS) merasa damai dan bahagia bepergian tanpa membawa ponsel pintar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru dari Pew Research Center mengungkapkan, banyak remaja di Amerika Serikat (AS) merasa damai dan bahagia bepergian tanpa membawa ponsel pintar. Hampir tiga perempat remaja yang mengikuti survei mengaku merasa demikian.

Dikutip dari laman ABC News, Selasa (12/3/2024), laporan Pew Research Center itu juga menemukan terdapat efek positif jika remaja tidak menggunakan ponsel di berbagai kesempatan. Namun, umumnya para remaja tidak membatasi penggunaan ponsel atau media sosial mereka.

Baca Juga

Jajak pendapat tersebut dilakukan mulai September 2023 hingga Oktober 2023, melibatkan 1.453 pasang responden, yakni seorang remaja beserta salah satu orang tuanya. Survei disebut memiliki margin kesalahan plus minus 3,2 poin persentase.

Dari total responden, 95 persen remaja memiliki akses ke ponsel pintar. Kebanyakan remaja berpendapat manfaat memiliki ponsel pintar lebih besar dibandingkan dampak buruknya bagi anak seusia mereka, sehingga mereka tetap menggunakan perangkat itu.

Sebanyak 69 persen remaja mengatakan ponsel pintar berguna bagi mereka dalam menekuni hobi dan 65 persen mengatakan ponsel membantu mereka lebih kreatif. Sementara, 45 persen responden mengatakan ponsel pintar membantu berprestasi di sekolah. 

Ada 42 persen responden remaja yang mengatakan ponsel pintar membuat pembelajaran keterampilan sosial menjadi lebih sulit. Di sisi lain, 30 persen mengatakan ponsel justru mempermudah relasi sosial dan meningkatkan keterampilan sosial.

Sejumlah 47 persen orang tua membatasi jumlah waktu anak remajanya menggunakan ponsel, sementara 48 persen tidak melakukan pembatasan. Sekitar empat dari 10 orang tua dan remaja terkadang berdebat satu sama lain tentang berapa banyak waktu yang boleh dihabiskan mengakses ponsel.

Terdapat 64 persen orang tua dengan anak berusia 13 hingga 14 tahun yang rutin mengecek pemakaian ponsel buah hati mereka. Berbeda dengan 41 persen orang tua yang memiliki anak berusia 15 hingga 17 tahun yang tidak melakukan itu.

Kemunculan survei merupakan reaksi atas pembuat kebijakan dan aktivis anak-anak semakin khawatir dengan hubungan remaja dengan ponsel dan media sosial. Musim gugur yang lalu, puluhan negara bagian di AS, termasuk California dan New York, menggugat pemilik Instagram dan Facebook, Meta Platforms Inc, karena merugikan generasi muda dan berkontribusi terhadap krisis kesehatan mental remaja. 

Meta dituding secara sadar dan sengaja merancang fitur-fitur yang membuat anak-anak kecanduan. Tidak hanya Meta, pada Januari 2024, pimpinan TikTok, X, dan perusahaan media sosial lainnya diminta menghadap Komite Kehakiman Senat AS untuk bicara tentang dampak buruk platform mereka terhadap generasi muda.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement