REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyampaikan masyarakat harus mewaspadai potensi bahaya gelombang tinggi yang dapat mengakibatkan air laut pasang menerjang wilayah pantai selatan Garut.
"Bagi masyarakat yang di sekitar pantai diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefulloh saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Selasa (12/3/2024).
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), kata dia, ada peringatan dini gelombang tinggi pada 12 dan 13 Maret 2024 pukul 07.00 WIB dengan ketinggian 2,5 sampai 4,0 meter di perairan selatan Garut, Samudera Hindia, dengan kecepatan angin bertiup dari arah barat laut 24 sampai 28 km/jam.
Prakiraan cuaca ekstrem dan gelombang tinggi itu, kata dia, terjadi melanda sepanjang pantai selatan Garut sekitar pukul 10.00 WIB menyebabkan air laut pasang melimpah ke bibir pantai.
"Gelombang laut agak meningkat, terjadi rob atau air melimpah ke pantai atau ke bibir pantai," katanya.
Ia menyampaikan akibat kejadian gelombang tinggi itu membuat sejumlah fasilitas umum maupun perahu nelayan yang berada di sekitar pantai rusak diterjang ombak.
Adanya bahaya gelombang itu, kata dia, maka dilarang bagi nelayan untuk melaut. Begitu juga masyarakat untuk tidak mendekati pantai sampai kondisi laut terpantau stabil atau aman.
Ia menyampaikan BPBD Garut juga sudah menginstruksikan seluruh sukarelawan bencana di wilayah selatan, kemudian aparatur kecamatan dan desa untuk terus memantau dampak dari gelombang tinggi tersebut.
"Agen kami di pesisir untuk bersama meningkatkan kewaspadaan karena kemungkinan terjadi dan membahayakan masyarakat sekitarnya," kata Aah Anwar.
Ia menambahkan saat ini jajaran forum komunikasi kecamatan, termasuk dari jajaran TNI dan Polri, kemudian sukarelawan, masih terus memantau daerah pesisir pantai yang saat ini kondisi cuaca masih ekstrem dengan angin kencang dan hujan.
Laporan sementara yang masuk terkait dampak gelombang laut itu, kata dia, yakni daerah Pelabuhan Rancabuaya, Kecamatan Caringin, yang menimbulkan kerusakan pada perahu nelayan dan juga gazebo di pinggir pantai, sedangkan korban jiwa tidak ada.
"Dampak perahu nelayan sebagian mengalami kerusakan, sedang dalam tahap perhitungan unit. Gazebo mengalami kerusakan akibat angin kencang dan naiknya air laut masih dalam perhitungan. Korban jiwa nihil," katanya.