Menjadi mungkin istilah tarawih muncul di masa ini, karena dalam riwayat di atas, Ubai bin Ka'ab diperintah oleh Umar bin Khattab untuk menjadi imam qiyam Ramadhan dengan bacaan 5 sampai 6 ayat di setiap rakaat. Setiap dua rakaat, istirahat. Dengan redaksi riwayat seperti ini:
وَيُرَوِّحُهُمْ قَدْرَ مَا يَتَوَضَّأُ الْمُتَوَفِّئُ وَيَقْضِي حَاجَتَه "Memberikan mereka istirahat sekedar berwudhu dan menunaikan hajat mereka." (Kitab Qiyam Ramadhan).
Bisa jadi itulah kenapa sholat ini disebut dengan istilah Tarawih. Karena pelaksanaannya ketika zaman ini, imam memberikan banyak tarwiih, alias istirahat untuk para makmum di setiap selesai dua rakaat.
Baca juga: Bawah Masjid Al Aqsa Penuh Terowongan, Mitos Kuil Sulaiman dan Sapi Merah yang tak Muncul
Itu berarti jika sholat dikerjakan dengan 18 rakaat, mereka mendapatkan 9 kali Tarwiih. Kalau sholat itu dikerjakan dengan 20 rakaat, maka Tarwiih yang ada menjadi 10 kali Tarwih. Apalagi jika ditambah dengan 3 rakaat witir yang formatnya 2 rakaat plus 1. Itu berarti Tarwih manjadi 12 kali. Artinya jumlahnya banyak.
Karena itulah sholat tersebut dinamakan Tarawih, karena di dalamnya imam memberikan banyak tarwiih yakni istirahat di setiap selesai salam.