Selasa 12 Mar 2024 21:21 WIB

KB Didorong untuk Cegah Stunting dan Kematian Ibu

BKKBN: KB berperan penting cegah stunting dan angka kematian ibu.

Red: Lida Puspaningtyas
Tamu undangan melihat laman situs MauPunyaAnak.id saat peluncurannya di Jakarta, Kamis (7/3/2024). PT Merck Tbk (Merck), mendukung Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI) memperbarui platform MauPunyaAnak.id sebagai bentuk komitmen bersama dalam mendampingi pasangan yang berencana menjadi orang tua atau yang tengah berjuang menghadapi tantangan infertilitas dengan menyediakan akses informasi dan dukungan medis yang penting dalam merencanakan serta membangun keluarga.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tamu undangan melihat laman situs MauPunyaAnak.id saat peluncurannya di Jakarta, Kamis (7/3/2024). PT Merck Tbk (Merck), mendukung Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI) memperbarui platform MauPunyaAnak.id sebagai bentuk komitmen bersama dalam mendampingi pasangan yang berencana menjadi orang tua atau yang tengah berjuang menghadapi tantangan infertilitas dengan menyediakan akses informasi dan dukungan medis yang penting dalam merencanakan serta membangun keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Pelayanan Keluarga Berencana (KB) wilayah khusus Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Fajar Firdawati mengatakan kontrasepsi atau Program KB sangat berperan penting untuk mencegah stunting dan Angka Kematian Ibu (AKI).

"KB sangat berperan mencegah stunting. Jadi jangan pisahkan Program KB dengan pencegahan stunting, karena ini sangat berkaitan erat. Sementara untuk menurunkan AKI, ketika kepesertaan KB 64,2 persen secara global, maka bisa menurunkan AKI sebesar 44 persen," kata Firdawati pada diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (12/3/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi dan perlindungan, serta sebagai bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Apabila Program KB tercapai 100 persen, kata dia, maka akan menurunkan 70 persen jumlah kehamilan tidak direncanakan, 74 persen jumlah aborsi yang tidak aman, 25 persen jumlah kematian ibu, dan 18 persen jumlah kematian bayi baru lahir.

"KB itu menjadi salah satu pilar untuk menurunkan AKI berdasarkan safe motherhood," ucapnya.

Empat pilar safe motherhood adalah sebuah inisiatif yang dimulai oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada tahun 1987 yakni keluarga berencana, asuhan antenatal (pemeriksaan ibu hamil), persalinan aman dan bersih, serta pelayanan obstetri esensial berupa pelayanan kesehatan primer dan pemberdayaan perempuan.

Ia menjelaskan jenis-jenis kontrasepsi berdasarkan angka perlindungannya terdiri dari metode modern atau tradisional.

"Ada 11 jenis kontrasepsi. Kontrasepsi modern terdiri dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Cu dan LNG, implan, suntik, pil, kondom, tubektomi atau Metode Operasi Wanita (MOW), vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP), dan Metode Amenore Laktasi atau MAL," paparnya.

Adapun MAL  yang mengandalkan pemberian ASI eksklusif, syaratnya ibu memberikan ASI eksklusif adalah bayi masih berusia enam bulan dan ibu belum menstruasi.

"Sedangkan untuk kontrasepsi tradisional adalah sadar masa subur dan senggama terputus," imbuhnya.

Ia juga menyebutkan BKKBN terus meningkatkan kepesertaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan kontrasepsi pascapersalinan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement