Selasa 12 Mar 2024 21:29 WIB

Pekanbaru Jadi Penyumbang Terbesar Kasus DPD Provinsi Riau

Jumlah kasus DBD di Riau tahun ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus raharjo
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di sebuah kawasan perumahan di Batam, Kepulauan Riau, Ahad (12/12/2021). Pengasapan tersebut sebagai upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sering muncul saat musim hujan.
Foto: ANTARA/Teguh Prihatna
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di sebuah kawasan perumahan di Batam, Kepulauan Riau, Ahad (12/12/2021). Pengasapan tersebut sebagai upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sering muncul saat musim hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU--Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto, mengatakan dari 12 kabupaten dan kota se-Provinsi Riau, Kota Pekanbaru menduduki peringkat pertama Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terbanyak se Provinsi Riau pada awal 2024.

Sadono menyebut berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sepanjang Januari 2024, tercatat total kasus DBD di Pekanbaru mencapai 67 kasus. Sementara di urutan kedua Kampar 41 kasus, ketiga Pelalawan 38 kasus.

Baca Juga

Sementara untuk urusan keempat dan seterusnya masing-masing diduduki oleh Siak 23 kasus, Inhil 13 kasus, Kuansing 9 kasus, Dumai dan Bengkalis masing-masing 8 kasus, Inhu 7 kasus, Rohul 5 kasus, Rohil 4 kasus. Di urutan terakhir adalah Kabupaten Kepulauan Meranti 3 kasus.

"Saya minta kader di Puskesmas turun ke langsung tengah masyarakat dan secara masif menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana mencegah penyakit demam berdarah ini dengan menerapkan 3M plus dan membentuk kader Jumantik," kata Sadono, Selasa (12/3/2024). 

Sadono menyebut terjadi peningkatan kasus DBD di Riau jika dibandingkan dengan periode yang sama, yakni antara Januari 2023 dengan Januari 2024. Pada Januari 2023 lalu ditemukan kasus DBD sebanyak 200 kasus. Sedangkan pada Januari 2024 ini total kasus DBD di Riau mencapai 226 kasus. 

“Artinya ada peningkatan 26 kasus jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya," ujar Sadono. 

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih. Agar kasus DBD tidak terus bertambah, pihaknya mengimbau agar setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik) yakni anggota keluarga di masing-masing rumah. 

Sebagai informasi, dalam kurun waktu satu tahun, selama tahun 2023 lalu, total ada 15 warga Riau yang meninggal dunia akibat penyakit DBD. Pada tahun 2023 lalu, Dinas Kesehatan Riau mencatat ada 1.743 kasus DBD di Riau.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement