REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Ribuan umat Islam di New York, Amerika Serikat menyambut bulan puasa Ramadhan pada Ahad malam waktu setempat sembari mendoakan saudara-saudara mereka yang berada di Gaza, Palestina.
Berkumpul di Times Square yang simbolik di kota tersebut, mereka melakukan salat tarawih pertama mereka dan setelah itu berdoa untuk Gaza yang telah diserang Israel selama lebih dari lima bulan terakhir.
Secara terpisah, Muslim setempat juga melakukan salat malam yang khusus dilakukan saat bulan Ramadan itu di American Religious Center, yang berjarak setengah jam dari ibu kota Washington, demikian dilansir Anadolu.
Halaman luar dari taman masjid tersebut dipenuhi jamaah ketika sholat tarawih. Setelah itu, mereka memanjatkan doa untuk seluruh umat Islam, khususnya bagi warga Gaza yang menghadapi bombardir serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sementara itu, di lokasi terpisah, masyarakat Muslim Kanada menggelar kampanye dalam skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya pad Ramadhan tahun ini untuk mendorong pemerintah berbuat lebih banyak dalam mengakhiri krisis Gaza. Sudah lima bulan kantong permukiman itu dibombardir Israel.
Operasi militer Israel sudah menewaskan lebih dari 31 ribu orang dan memicu krisis kemanusiaan. Masyarakat muslim Kanada yakin politisi-politisi negara tidak berbuat banyak menghentikan krisis tersebut.
"Kami melihat setiap hari saudara-saudara kami ]auh lebih sulit untuk semua orang," tambahnya.
NCCM salah satu dari lebih dari 300 kelompok muslim di kawasan Amerika Utara yang mengirim ultimatum ke politisi Kanada: Segera bertindak untuk akhiri perang dan bela hak-hak rakyat Palestina atau anda tidak akan berbicara pada jamaah dalam pertemuan-pertemuan komunitas bulan ini.
Organisasi-organisasi yang termasuk kelompok-kelompok advokasi, masjid dan pusat-pusat kebudayaan menuntut lima hal dari anggota parlemen. Mulai dari mengecam kejahatan perang Israel sampai menghentikan pengiriman senjata Kanada ke Israel dan mendorong gencatan senjata di Gaza.
"Bila anggota parlemen tidak bisa secara terbuka berkomitmen pada semua yang kami minta ini, maka sayangnya kami bisa tidak memberikan ruang untuk berpidato pada jamaah kami," kata Abdalla.
Seperti negara-negara lain di seluruh dunia Kanada juga dilanda unjuk rasa besar menuntut diakhirinya perang Gaza yang dimulai awal Oktober lalu. Serangan Israel ke kantong pemukiman Palestina itu menyebabkan kehancuran dan pengungsian dan pemerintah Israel juga masih memblokir bantuan yang sangat dibutuhkan.
Hampir 31 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, gugur di Gaza, dan lebih dari 72.500 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan di tengah krisis kebutuhan pokok.
Baca juga: Bawah Masjid Al Aqsa Penuh Terowongan, Mitos Kuil Sulaiman dan Sapi Merah yang tak Muncul
Perang Israel tersebut telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, demikian PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari adalah memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan genosida yang mereka lakukan dan mengambil tindakan untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga Gaza.