Rabu 13 Mar 2024 04:38 WIB

Kemenlu Cina Peringatkan Korsel yang Ikut Komentari Konflik Laut Cina Selatan

Kemenlu Korsel ikut komentari insiden tabrakan kapal coast guard Cina dan Filipina.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Juru Bicara Kemenlu Cina, Wang Wenbin.
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Juru Bicara Kemenlu Cina, Wang Wenbin.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina, Wang Wenbin, menyebut negara lain yang tidak terkait langsung dengan Laut Cina Selatan dapat ikut menjaga perdamaian di perairan tersebut dengan mendukung negosiasi Cina dan negara anggota ASEAN.

"Jika negara-negara tertentu di luar kawasan benar-benar ingin menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan, mereka harus mendukung upaya Cina dan negara-negara ASEAN dalam menangani perselisihan melalui negosiasi dan konsultasi," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Cina pada Selasa (12/3/2024).

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan Wang Wenbin untuk menjawab pertanyaan wartawan mengenai tanggapan Kemenlu Cina soal pernyataan Juru Bicara Kemenlu Korea Selatan (Korsel) Lim Soo-suk yang menyebut, negaranya prihatin terhadap situasi Laut Cina Selatan pascatabrakan kapal antara penjaga pantai Filipina dan coast guard Cina di perairan dekat karang Ren'ai Jiao pada 5 Maret 2024.

"Negara-negara lain harus mendukung upaya bersama yang dilakukan Cina dan negara-negara ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan," ungkap Wang Wenbin memberi peringatan.

Wang Wenbin kemudian mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi yang menekankan upaya negosiasi Cina dan negara anggota ASEAN. Tujuannya agar wilayah di Laut Cina Selatan tetap damai dan stabil.

Baca: Merujuk Konflik di Laut Cina Selatan, ISDS Gelar Lomba Penulisan

"Kami akan terus berpegang pada dua prinsip, pertama, perbedaan harus dikelola dengan baik dan diselesaikan melalui dialog, konsultasi, atau negosiasi antarnegara yang terlibat langsung," ujar Wang Wenbin.

"Kedua, perdamaian di Laut Cina Selatan harus ditegakkan melalui kerja sama Cina dan negara-negara ASEAN. Hal ini juga merupakan inti dari Deklarasi Perilaku Para Pihak (DOC) di Laut Cina Selatan yang ditandatangani pada tahun 2002," kata Wang Wenbin menambahkan.

Menurut Wang Wenbin, Cina sudah sangat menahan diri dalam sengketa di Laut Cina Selatan. Hal itu karena mereka ingin menjaga semangat bertetangga dan persahabatan yang baik berdasarkan penghormatan terhadap fakta sejarah dan hukum.

"Namun menyalahgunakan iktikad baik tersebut tidak boleh dibiarkan. Mendistorsi hukum maritim tidak dapat diterima. Saat menghadapi pelanggaran yang disengaja, kami akan mengambil tindakan untuk membela hak kami sesuai dengan hukum," kata Wang Wenbin.

Baca: Dubes Korsel untuk RI Beri Selamat kepada Menhan Prabowo

Dalam menghadapi provokasi yang tidak beralasan, menurut Wang Wenbin, Cina akan merespons dengan tindakan balasan yang dinilai sesuai hukum. "Kami juga mendesak negara-negara tertentu di luar kawasan agar tidak melakukan provokasi, memihak atau menimbulkan keributan dalam permasalahan di Laut Cina Selatan," ungkap Wang Wenbin.

Korsel, kata Wang Wenbin, bukanlah pihak yang terlibat dalam permasalahan Laut Cina Selatan. Namun, negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir, tampaknya telah mengubah sikap bijaksana dan netral yang telah mereka pegang selama bertahun-tahun.

"Dan berulang kali menyinggung atau menyalahkan Cina dalam masalah Laut Cina Selatan. Cina telah segera mengajukan keberatan atas hal tersebut dan sekali lagi kami mendesak Korea Selatan untuk membuat pilihan yang tepat, tidak mengikuti pihak lain untuk membesar-besarkan masalah ini, dan tak perlu menambah beban tambahan hubungan Cina-Korsel," jelas Wang Wenbin.

Titik panas...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement