Rabu 13 Mar 2024 09:32 WIB

Israel Sandera 14 Staf Bulan Sabit Merah

PRCS meminta komunitas internasional untuk campur tangan.

Hingga hari ini, Tim Kemanusiaan PMI masih berada di Kairo Mesir untuk terus mengawal proses pengadaan bantuan kemanusiaan PMI dengan berkoordinasi erat dengan Bulan Sabit Merah Mesir dan Bulan Sabit merah Palestina. Bantuan kemanusiaan yang saat ini tengah diproses adalah bantuan logistik pangan, minuman, selimut, pakaian anak dan bayi balita, obat-obatan, peralatan kesehatan dan ambulans, serta hygiene kits.
Foto: dok PMI
Hingga hari ini, Tim Kemanusiaan PMI masih berada di Kairo Mesir untuk terus mengawal proses pengadaan bantuan kemanusiaan PMI dengan berkoordinasi erat dengan Bulan Sabit Merah Mesir dan Bulan Sabit merah Palestina. Bantuan kemanusiaan yang saat ini tengah diproses adalah bantuan logistik pangan, minuman, selimut, pakaian anak dan bayi balita, obat-obatan, peralatan kesehatan dan ambulans, serta hygiene kits.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebanyak 14 staf Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) disandera Israel dan keberadaan mereka hingga kini masih belum diketahui, kata PRCS. “Israel masih menyandera 14 anggota PRCS, yang keberadaannya masih belum diketahui. Keluarga dan kolega sangat prihatin dengan keselamatan mereka lantaran ada laporan penyiksaan dan perlakuan tidak senonoh berdasarkan kesaksian dari sejumlah rekan yang telah dibebaskan," tulis PRCS di media sosial X, Selasa (12/3/2023).

PRCS meminta komunitas internasional untuk campur tangan dan menekan otoritas Israel agar segera membebaskan tim mereka yang ditahan. Pada 7 Oktober tahun lalu, kelompok perlawanan Palestina Hamas meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Gaza sehingga menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 orang lainnya.

Baca Juga

Israel kemudian melakukan serangan balasan, memerintahkan pengepungan total terhadap Jalur Gaza dan mulai melancarkan serangan darat ke daerah kantong Palestina tersebut dengan tujuan melenyapkan para petempur Hamas dan menyelamatkan para sandera.

Hingga kini, sedikitnya 31.100 orang di Jalur Gaza telah terbunuh, menurut pemerintah setempat. Pada 24 November, Qatar menjadi mediator antara Israel dan Hamas dalam mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran tahanan dan sandera, juga pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Gencatan senjata kemudian diperpanjang beberapa kali sampai berakhir pada 1 Desember dan lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.

 

sumber : Antara, Sputnik
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement