REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volkswagen (VOWG_p.DE) Australia mengumumkan bahwa mereka telah keluar dari organisasi otomotif terkemuka di negara itu, mengikuti jejak Tesla yang keluar beberapa hari sebelumnya. Keputusan ini dilakukan karena produsen mobil Jerman itu tak sepakat dengan sikap organisasi yang menentang standar bahan bakar baru.
Dalam sebuah surat yang dikirim ke anggota lain dari Federal Chamber of Automotive Industries (FCAI), Volkswagen mengatakan, pihaknya keluar dari Komite Penasihat Kebijakan FCAI sebelum pertemuan akhir pekan ini.
"Volkswagen Group Australia, berbicara untuk dirinya sendiri mengenai masalah publik dan kebijakan termasuk Standar Efisiensi Kendaraan Baru (NVES). NVES yang kuat adalah demi kepentingan terbaik negara ini,” kata juru bicara Volkswagen seperti dilansir Reuters, Rabu (13/3/2024).
Langkah ini memperluas masalah yang pertama kali terungkap pekan lalu, ketika produsen mobil listrik Tesla (TSLA.O) menuduh FCAI membuat klaim palsu. Tesla juga keluar sebagai bentuk protes atas kampanye FCAI yang menentang standar baru. Rekan sesama produsen mobil Polestar menyusul sehari kemudian.
Untuk diketahui, pada bulan lalu, pemerintah Australia mengusulkan standar efisiensi kendaraan baru untuk mendorong lebih banyak kendaraan listrik dan mengurangi emisi. Standar terbaru ini memungkinkan pemerintah untuk memberi sanksi kepada produsen mobil yang mengimpor model-model padat emisi, dan memberi penghargaan kepada mereka yang membawa kendaraan yang lebih bersih.
Rusia dan Australia adalah satu-satunya negara industri yang tidak memiliki standar tersebut.
Alih-alih mendukung, FCAI menilai bahwa keputusan pemerintah itu hanya akan menaikkan harga dan membatasi pilihan, terutama untuk truk pick-up yang populer di Australia. FCAI ingin pemerintah melonggarkan kebijakannya.
Toyota (7203.T) yang memuncaki penjualan mobil dengan jajaran truk pick-up dan SUV-nya, pekan lalu mendukung pernyataan FCAI dan meminta pemerintah untuk meninjau kembali rencananya.
Menteri Energi Chris Bowen mengisyaratkan pada Ahad bahwa pemerintah terbuka untuk berkompromi. “Jika sebuah ide telah disampaikan kepada kami dengan bijaksana, kami akan mempertimbangkannya dengan bijaksana,” kata Bowen.